Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Fahri Berharap KTT Luar Biasa OKI di Jakarta Beri Solusi untuk Palestina
Oleh : Irawan
Sabtu | 05-03-2016 | 17:29 WIB
Fahri1.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah 

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berharap Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) yang akan digelar di Jakarta pada 6-7 Maret 2016, benar-benar dapat memberikan solusi terkait persoalan Palestina dan khususnya Masjid Al Aqsha.


Menurut politisi PKS ini, negara-negara OKI harus dapat menempatkan persoalan Palestina dan Mesjid Al Aqsha menjadi persoalan umat Islam di seluruh dunia. Bukan lagi menjadi  persoalan rumah tangga bangsa Palestina.

"Persoalan Mesjid Al Aqsha bukanlah persoalan Palestina, sudah jadi persoalan dunia, khususnya umat Islam karena posisinya sebagai kota suci. Tempat ini juga diyakini umat  sebagai salah satu tempat yang harus dikunjungi karena keutamaan-keutamaannya," Fahri di Jakarta, Sabtu (5/3/2016).

Menurut Fahri, kalau negara-negara OKI sudah menganggapnya sebagai persoalan domestik, maka agenda KTT di Jakarta, harus bisa menindaklanjuti secara konkrit dan mengambil keputusan-keputusan yang mengikat anggota-anggota OKI.

"Baik  yang berada di sekitar Palestina, seperti Mesir, Yordania, Suriah dan Turki, maupun anggota-anggota lainnya yang jauh seperti Indonesia," ujar Fahri.

Kemerdekaan Palestina
KTT OKI nanti,  jelasnya, harus menghasilkan keputusan konkrit terkait kemerdekaan Palestina dan pembangunan ekonomi masyarakat secara umum di kawasan tersebut. Jika pertemuan itu  tidak konkrit, yang terjadi Palestina akan kembali diambilalih oleh negara-negara lain.

"Selama ini kalau bicara Palestina, lebih banyak didominasi oleh pandangan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, padahal masalah ini adalah masalah umat Islam. Terutama terkait dengan pembangunan ekonomi," jelasnya.
 
Gaza
Tindakan konkrit yang bisa dilakukan menurut Fahri adalah dengan upaya negara-negara OKI khususnya Indonesia membangun kota Gaza sebagai kota internasional.

"Karena, jika itu adalah Yerusalem,  pasti gangguannya besar. Maka mulai saja dari Gaza, daerah yang penduduknya cukup padat, bersejarah dan bisa dijadikan kota internasional," paparnya.

Menurut dia, peran Indonesia secara khusus adalah harus berani menjadi pelopor dari gerakan ini untuk menarik agenda Palestina ke dalam agenda rumah tangga negara-negara anggota OKI dan menjadikannya sebagai persoalan bersama negara-negara OKI.

Hal ini,  menurutnya sejalan dengan janji pemerintahan Jokowi-JK untuk membebaskan Palestina dan membangun kedutaan Indonesia di Palestina.

"Sekarang lakukanlah itu dengan membangun Gaza. Kalau kita tidak bisa membangun kedutaan di Yerusalem karena tidak adanya hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel, Indonesia dapat membangun konsulat Jendral yang berinduk pada kedutaan kita di Yordania. Kita juga dapat membantu membangun airport, rumah sakit,dan pasar yang konkrit," tegas Fahri.

PUIC
Dia pun mengharapkan pemerintahan negara-negara OKI dapat menggunakan resolusi yang dihasilkan oleh organisasi parlemen OKI (PUIC). Banyak hal, menurutnya telah berhasil diidentifikasi berikut cara penyelesaiannya.

"Konferensi PUIC ke-11 ini juga memberikan kesempatan untuk terjalinnya sinergi antar parlemen sehingga anggota negara OKI yang mampu dan memiliki posisi kuat dapat membantu negara anggota lain yang kurang mampu dan bisa bangkit sehingga tidak bergantung pada belas kasih negara besar di luar lingkaran OKI," tandasnya.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanantha Nassir mengungkap alasan mengapa Indonesia menerima tawaran OKI untuk menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa soal Palestina.

Dia menuturkan, ini adalah bentuk nyata dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. 

"Ini (tuan rumah KTT Palestina) menunjukkan komitmen kita untuk mendukung kemerdekaan Palestina," kata Arrmanantha, belum lama ini.

Editor: Surya