Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terowongan Rahasia Dekat Istana
Oleh : Redaksi
Jum'at | 04-03-2016 | 10:54 WIB
terowongan.jpg Honda-Batam
Anggota pasukan katak (pasukan penyelam TNI AL) mengambil gambar terowongan itu saat menelusuri lorong-lorong saluran air tersebut (sumber foto : Kompas.com)

BATAMTODAy.COM, Jakarta - Kisah terowongan rahasia di sekitar Istana Kepresidenan RI Jakarta pernah jadi perguncingan di kalangan wartawan yang pernah meliput di Istana Presiden. Kabarnya ada sebuah terowongan rahasia di Istana Presiden Jakarta yang menghubungkan dunia luar.

Pasalnya, ketika sepasukan anggota TNI yang tergabung dalam pasukan Katak, menemukan dugaan terowongan dari saluran air kuno yang disinyalir tembus ke dalam Istana Presiden. Saluran itu itu masuk melalui Jalan Medan Merdeka Utara atau seberang Istana Kepresidenan.

Detasemen IV Komando Pasukan Katak Koarmabar Angkatan Laut itu melakukan pemeriksaan gorong-gorong saat membantu Pemprov DKI mengecek tumpukan lumpur di saluran air di sekitar Istana Merdeka. Hasilnya, drainase di depan Istana mengalir lancar, tapi beberapa saluran air lain tersumbat lumpur dan sampah. Kondisi paling parah ialah drainase yang mengarah ke Monas, Kamis (3/3/2016).

Komandan Detasemen IV Kopaska Koarmabar, Kapten (P) Edy Tirtayasa, mengatakan dari 6 saluran air di sekitar istana, diketahui ada 2 saluran air yang bisa membawa seseorang masuk ke dalam Istana Presiden.

Namun Edy enggan mendetailkan daerah mana di dalam istana yang bisa ditembus lewat saluran air itu.

Edy menjelaskan bahwa saluran air yang tembus ke dalam istana itu cukup besar dan bisa dimasuki tubuh orang dewasa.

Sementara itu, seorang anggota Pasukan Katak, Kopral Dua Suhanda, terpaksa merayap di dalam gorong-gorong sedalam 1,2 meter karena di beberapa titik terdapat endapan lumpur yang mengeras setinggi 80 sentimeter. Suhanda masuk dari saluran penghubung di Jalan Abdul Muis sampai Jalan Medan Merdeka Utara sepanjang 150 meter selama 40 menit.

Untuk menghilangkan sumbatan lumpur, petugas Suku Dinas Kebakaran Jakarta Pusat mengguyur sedimentasi tersebut. Tiga unit kendaraan pompa dikerahkan untuk menyemprot dan menyedot lumpur yang diduga sudah mengendap selama enam tahun itu.

Sedangkan Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede, mengatakan memang ada beberapa saluran dari beberapa zaman berbeda yang ada di bawah istana.

Saluran itu sudah saling bertumpuk-tumpuk, makanya pihaknya ingin memetakan lagi saluran air tersebut.

Termasuk soal kerawanan adanya saluran air yang bisa menembus ke Istana Presiden tersebut.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, butuh izin dari pihak Istana Kepresidenan untuk proses pembersihan selokan yang ada di Jalan Medan Merdeka Utara.

Menurut dia, selama izin belum keluar, petugas tidak bisa masuk ke dalam selokan yang ada di lokasi tersebut.

Teguh pun menceritakan kejadian beberapa minggu lalu saat muncul genangan di jalan depan Istana.

Ketika itu, ia sebenarnya sudah memerintahkan petugas dari instansinya untuk segera mengecek selokan yang ada di sana.

"Pas kami mau ngebersihin, ternyata harus ada izin dari sana," kata Teguh di kantornya.

Menurut dia, izin yang pihaknya ajukan beberapa minggu lalu itu baru dikeluarkan hari Rabu kemarin.

Hal itulah yang membuat pihaknya baru bisa membersihkan selokan di Jalan Medan Merdeka Utara pagi ini.

"Izinnya baru keluar kemarin. Langsung tadi pagi kita turun, dibantu Angkatan Laut," ujar Teguh.

Pemeriksaan saluran air katanya lagi, biasanya disesuaikan dengan kondisi, seperti banjir atau turun hujan dengan intensitas tinggi. “Saya sudah minta tolong Pasukan Katak sejak Januari lalu,” ujarnya.

Sumber berita : Kompas.com 

Editor : Udin