Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Belajar dari Pariwisata Lombok
Oleh : Saibansah
Selasa | 16-02-2016 | 08:00 WIB
P_20160209_163110.jpg Honda-Batam
Warga Lombok menawarkan souvenir kepada wisatawan di Puncak Malibu. (Foto: Saibansah)

ANUGERAH Tuhan berupa keindahan alam, benar-benar disyukuri oleh warga Lombok, Nusa Tenggara Barat. Caranya, ikut menjaga anugerah itu. Salah satunya, ikut berkontribusi membuat wisawatawan happy. Hasilnya? Mereka pun tumbuh bersama dengan industri pariwisata di sana. Berikut ini catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah Dardani dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. 


Berkunjung ke Lombok adalah kembali ke keindahan alam. Tak dapat dipungkiri, Tuhan begitu sayang kepada warga Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mereka dianugerahi pantai yang indah, airnya jernih, tanahnya subur, sawah membentang luas dan makanannya juga luar biasa. 

Untuk sekadar menyebutkan, diantara anugerah Tuhan untuk warga Lombok itu. Berikut ini adalah diantaranya : Pantai Kuta Lombok. Namanya memang mirip dengan Kuta di Bali. Kuta Lombok berada di arah selatan Lombok. Pantainya dikelilingi alam perbukitan dan pasirnya putih. Dari Bandara Internasional Lombok, ditempuh dari Senggigi memakan waktu kurang lebih 1.5 jam. 

Kemudian, ada Pantai Senggigi. Ini adalah tempat wisata di Lombok yang paling terkenal. Pantai Senggigi di Lombok memiliki keindahan pantai yang sangat luar biasa. Airnya jernih, pantainya bersih dan garis pantainya juga panjang. Keindahan pantai ini juga bisa dinikmati dari dari kejauhan dan ketinggian.

Selanjutnya, bagi para pecinta gunung, Gunung Rinjani adalah pilihan wisata yang menarik. Gunung ini sudah ditetapkan statusnya sebagai taman nasional, yakni sebuah ekosistem yang dilindungi pemerintah Indonesia dengan karakter hutan hujan pegunungan dan savana. Luas areal taman nasional ini adalah sekitar 40 ribu hektar. Gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok bagian Utara dengan ketinggian 3,726 meter dpl, dan adalah gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci.

Serta, masih ada beberapa pilihan destinasi wisata lain. Yaitu, Desert Point (Bangko-Bangko), Pulau Gili Air, Pulau Gili Meno, dan Pulau Gili Trawangan, Pantai Selong Belanak, Pantai Tanjung Aan, Tanjung Bloam dan Pantai Sekotong.

Terlepas dari semua keindahan alam tersebut, ada yang menarik dari kesadaran masyarakatnya. Yaitu, ikut menjaga situasi dan iklim pariwisata yang tenang dan menyenangkan.Mereka tidak "memeras" para wisatawan dengan menjual barang atau jasanya di atas harga wajar. 

Sekadar gambaran, harga sewa perahu kayu untuk mengantarkan ke tiga pulau Gili, Gili Trawasan, Gili Air dan Gili Meno, satu orang hanya dipatok Rp150 ribu. Itu pun sudah carter rombongan untuk 7-10 orang. Sedangkan harga reguler ongkos ke Plau Gili Trawasan hanya Rp15 ribu saja. 

Sementara itu, untuk berbagai jenis souvenir, baik aneka ragam kaos, berbagai jenis perhiasan mutiara sampai dengan kain tenun khas Lombok, semuanya ditawarkan dengan harga sangat masuk akal. Bahkan, dengan selembar uang merah seratus ribu rupiah, bisa membawa pulang beberapa kaos dan perhiasan mutiara.

Barang-barang souvenir itu juga ditawarkan tidak hanya di pusat-pusat perbelanjaan dan oleh-oleh, tapi mereka yang jemput bola. Membawa barang dagangan itu ke tempat-tempat wisata yang non bayar. Salah satunya adalah di puncak tikungan jalan Malibu. 

Transaksi bak pasar kaget pun terjadi. Dengan harga yang menarik, semuanya happy. Pariwisata benar-benar telah mejadi berkah bagi masyarakat Lombok. Lalu, nikmat keindahan alam apa lagi yang kalian dustakan?

Editor: Dodo