Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Untuk Keberuntungan, Barongsai Temui Warga Tanjunguban
Oleh : Harjo
Minggu | 14-02-2016 | 12:22 WIB
20160213_140035.jpg Honda-Batam
Barongsai yang mendatangi rumah-rumah warga Tionghoa di Tanjunguban. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Kedatangan tamu barongsai ke rumah atau tempat usaha warga keturunan Tionghoa, bermakna untuk mengusir hal yang buruk agar lebih baik di tahun baru 2567 masehi atau tahun monyet api. 

Sehingga sebuah kewajiban bagi group barongsai untuk bertamu ke seluruh rumah warga Tionghoa. Karena hal itu bermakna  untuk memberikan keberuntungan serta rezeki yang lebih baik.

Demikian disampaikan oleh Agus Yuliawan alias Alun (31), Ketua Kesenian Barongsai di Yayasan Vihara Darma Shanti kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Sabtu (13/2/2016). Menurutnya, acara barongsai seperti ini adalah acara tahunan yang sudah dilakukan secara turun temurun saat perayaan tahun baru Imlek.

"Menjadi kewajiban bagi group barongsai, guna  memeriahkan perayaan Imlek. Selain kegiatan tersebut bermakna untuk  mengusir hal yang buruk untuk kebaikan di tahun yang baru kali ini. Karena kehadiran barongsai dipercayai memberikan rezeki dan peruntungan yang lebih baik pula. Sehingga kesenian barongsai menjadi sebuah kewajiban," ujarnya.

Alun yang sudah belasan tahun menekuni seni barongsai atau peninggalan lelhuhur mereka menjelaskan, barongsai sendiri selain untuk kegiatan ritual di vihara seperti Magapuja yang akan berkeliling atau pawai di hari besar agama Budha.  Biasa juga hadir dalam acara seperti acara peresmian dan lainnya, baik acara formal dan non formal.

"Motivasi menekuni kesenian barongsai, selain karena hobi dengan kesenian ini. Juga untuk tetap melestarikan kesenian Barongsai sebagai seni tradisi dan peninggalan leluhur agar tetap ada dan dilestarikan," harapnya.

A Nam ketua yayasan Darma Shanti Kepada BATAMTODAY.COM menyampaikan terkait kegiatan Imlek memang keberadaan Barongsai tidak bisa di kesamping. 

Sehingga setiap acara besar, baik formal dan non formal seni barongsai selalui hadir. Karena selain barongsai adalah seni tradisi juga  selalu mengiring kegiatan keagamaan atau  spritual lainnya. 

"Keberadaan seni barongsai khususnya di Tanjunguban, memang sudah turun temurun ada. Sehingga para pemainnya juga banyak dari kalangan masyarakat sekitar dan tidak mesti dari warga keturunan. Karena untuk anggota Barongsai sangat terbuka kepada siapa saja yang ingin belajar," terangnya. 

A Nam menerangkan hal tersebut guna meningkatkan rasa kebersamaan antar sesama mayarakat dan tidak membeda-bedakan suku dan ras serta agama. Sehingga dalam kegiatan seni Barongsai, selalu terbuka untuk siapa saja, yang ingin belajar.

Editor: Dardani