Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tuntutlah Sejarah Riau Lingga Sampai ke Inggris
Oleh : Nurjali
Minggu | 14-02-2016 | 08:00 WIB
page.jpg Honda-Batam
Beberapa naskah kuno Kerajaan Riau Lingga di Website www.bl.uk. (Foto: Nurjali)

APA jadinya kalau sejarah nenek moyang sendiri tak boleh dipelajari oleh sembarang orang? Padahal, kita lahir tumbuh dan besar di negeri itu? Sebaliknya, negeri nun jauh di sana, malah membuka akses informasi mengenai sejarah nenek moyang itu, seluas-luasnya. Itulah mirisnya jika kita ingin membaca, menggali dan mempelajari sejarah Kerajaan Riau Lingga. Berikut penelusuran wartawan BATAMTODAY.COM, Nurjali mengenai lika liku mempelajari sejarah kerajaan Melayu tersebut. 


Jika kita berkunjung ke Museum Linggam Cahaya di Ibukota Daik Lingga, Kabupaten Lingga Provinsi Kepri, kita akan melihat berbagai peninggalan bersejarah dari Kerajaan Riau Lingga. Diantaranya, berbagai jenis senjata, peralatan dapur, aneka kain tenun serta berbagai benda bersejarah lainnya. Juga, naskah-naskah kuno peninggalan berisi berbagai informasi penting mengenai Kerajaan Riau Lingga. 

Sayangnya, tak sembarang orang memilik akses untuk menyentuh naskah-naskah itu. Bahkan, untuk sekadar melihat isinya pun tidak mudah. Karena harus melalui proses izin yang selektif dari pengelola museum. Apalagi, kalau kita hanya warga biasa, jangan harap. Pengamanan ektra terhadap situs dan artefak sejarah itu dilakukan, mengingat tingginya nilai sejarahnya. 

Untungnya, penelusuran sampai pada situs dokumen-dokumen bersetempel Hindia Belanda itu ditemukan di salah satu situs negara nun jauh di sana, Inggris. Penelusuran ini berawal dari informasi dari seorang wartawan yang kini tengah menyelesaikan kuliah S2 di Yogyakarta, Abdurahman Mawazi.

Penemuan situs dokumen sejarah Kerajaan Riau Lingga itu berawal saat Abdurrahman merasakan betapa sulitnya untuk mengakses isi dari naskah-naskah kuno Kerajaan Riau Lingga di Museum Linggam Cahaya Daik Lingga.

"Saya pernah ke sana untuk melihat naskah tersebut, tapi karena saya warga biasa, jadi dilarang oleh pengelola untuk melihat naskah tersebut, bahkan menyentuhnya pun dilarang," ungkap Maman, demikian dia biasa disapa.

Tapi karena kebutuhan penyelesaian tugas akhir, maka Maman pun akhirnya terus mencari beberapa referensi di internet dan berkomunikasi dengan rekan-rekan di Lingga untuk mendapatkan data tersebut, sehingga ditemukanlah situs tersebut. "Kita boleh tak paham dengan sejarah, tapi peninggalan sejarah harus kita ketahui agar tidak dikuasai oleh asing," tambahnya. 

Setelah berseluncur ke berbagai dunia maya, akhirnya mereka sampai pada satu satu situs : www.bl.uk. Situs British Library ini berdomain di Inggris. Beruntunglah Maman, karena di situs Inggris itulah dia bisa mendapat banyak sekali file dokumen-dokumen penting Kerajaan Riau Lingga. 

Maman juga menemukan sebuah content arsip atau database yang berisi tentang seratusan lebih dokumen atau naskah-naskah lama yang terlihat kunonya dengan setempel Hindia Belanda.

Perlu waktu berjam-jam untuk mengakses semua data Kerajaan Riau Lingga tersebut. Apalagi untuk memahami isinya. Namun apapun itu sejarah kita yang lahir dari negeri kita, harus kita jaga agar tak diambil oleh negara asing.

"Sudahlah negara ini selalu diintervensi asing, eh... sejarah dan kebudayaan juga masih nak dikuasai pula," tegas Maman dengan logat kampungnya, Lingga. 

Dalam salah satu kolom keterangan naskah tersebut yang diberikan tagline naskah Riau, "pintu gerbang ke dunia intelektual Melayu" yang dituliskan dengan ejaan bahasa Inggris. Tagline ini menegaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk melestarikan budaya Melayu agar dapat dikuasai para intelektual tentang kebudayaan Melayu, Islam dan sosial lainnya. 

"The preservation of these documents is important for the people who own them, as well as as for scholars who want to study the dissemination of ideas throughout the Malay World"

Untuk membuktikan otentikasi naskah kuno tersebut, BATAMTODAY.COM mencoba menghubungi salah seorang orang tua yang tinggal di wilayah Desa Kota Kecamatan Singkep Pesisir. Ternyata, orang tua itu membenarkan semua isi dari naskah-naskah tersebut. Namun karena terhalang oleh adat istiadat dan garis keturunan orang tua yang tidak mau dikenal banyak orang, sehingga dia tak mau namanya ditulis. 

"Isi dan bentuknya sama persis dengan yang asli, itu mungkin saja karena orang turis (wisatawan asing) sangat sering datang dan belajar tentang kebudayaan Lingga, jadi wajar kalau di sana ada. Memang naskah ini sangat rahasia karena takut rusak dan hilang. Tapi zaman terus berubah kita tak bisa apa-apa," papar pria tua itu. 

Menurutnya naskah-naskah tersebut juga ada yang berisi tentang keyakinan magis seperti syair-syair tersebut yang jika dibacakan dengan syarat tertentu dapat menjadikan orang tertarik bahkan tunduk dan patuh kepada raja.

"Ya itu ilmu-ilmu orang dulu, boleh percaya boleh tidak, syair dan pantun itu dulunya pemikat, tapi sekarang jadi tradisi sastra, dulu orang bikin syair dan pantun untuk memikat," katanya.

Sebelum sejarah kita dikuasai asing, dan orang asing lebih tahu dari kita sebagai budah negeri, alangkah baiknya kalau kita juga menguasai sejarah dan kebudayaan asli sendiri. Meskipun itu harus belajar ke negeri nun jauh. Tuntutlah sejarah Kerajaan Riau Lingga sampai ke negeri Inggris. Sungguh!

Editor: Dardani