Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Belasan Karyawan Subkontraktor Pertamina Tanjunguban Mogok Kerja
Oleh : Harjo
Rabu | 10-02-2016 | 16:12 WIB
mogok-kerja-subkon-pertamin.jpg Honda-Batam
Belasan pekerja PT Sakti, subkontraktor di Pertamina Tanjunguban memilih tidak bekerja dan nongkrong di parkiran menunggu gaji mereka dibayarkan oleh perusahaan/ (Foto: Harho)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Akibat terlambat pembayaran gaji oleh manajemen PT Sahabat Konstruksi Indonesia (Sakti), belasan karyawannya memilih untuk mogok kerja. Menurut karyawan ini, pihak manajemen kurang memperhatikan nasib pekerja yang hanya berharap dengan gaji untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Terlambatnya pembayaran gaji ini, sangat berdampak terhadap keluarga kami. Karena gaji kerja disini, menjadi satu-satunya yang diharapkan. Mengingat kalau terlalu lama hutang akan semakin menumpuk di warung," ungkap Dirmansyah, salah seorang pekerja PT Sakti kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Rabu (10/2/2016).

Dirmanayah menjelaskan manajemen Sakti memebayar mereka sebesar Rp 90 ribu per harinya dan tutup buku setiap tanggal 31. Artinya bila dibandingkan dengan lamanya tutup buku, pembayaran upah sudah sangat terlambat. Seharusnya pihak manajemen memahami kebutuhan para pekerjanya, sehingga tidak perlu berteriak baru upah dibayarkan.

"Gaji yang seharusnya dibayarkan, sudah di tunggu untuk membayar hutang di warung. Sehingga kalau semakin lambat selain hutang menumpuk, pihak warung pun jelas keberatan untuk dihutangi. Kita berharap keterlambatan pembayaran gaji oleh manajemen bisa segera dibayarkan. Agar beban keluarga tidak terlalu berat," harapnya.

Aksi mogok kerja yang dilakukan, kata Dirmansyah, adalah sebuah bentuk protes dan kekesalan para pekerja karena terlalu lama menunggu pembayaran gaji. " Bagi orang lain yang memiliki uang mungkin berapa besar gaji kami tidak seberapa. Tetapi bagi kami jelas itu yang sangat berharga," imbuhnya yang diamini sejumlah rekannya.

Andi Masdar Paranrengi, tokoh masyarakat Bintan, berharap permasalahan terlambatnya pembayaran gaji tidak memberikan dampak yang negatif terutama terhadap pekerja yang mogok sebaliknya terhadap perusahaan.

"Kita berharap agar manajemen Sakti mwmberikan kebijakan yang tidak merugikan kedua belah pihak terutama para pekerja. Apalagi sebagian pekerja adalah masyarakat lokal," harapnya.

Sementara itu supervisor PT Sakti dan bagian administrasinya, Maryono dan Ngatijan yang coba dikonfirmasi terkait mogok kerjanya belasan pekerja, sampai berita ini diunggah belum memberikan jawaban secara resmi. 

Editor: Dodo