Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemimpin Baru Harapan Baru
Oleh : Opini
Kamis | 31-12-2015 | 10:31 WIB

Oleh: Suryanto Taruna Adi*

INDONESIA baru saja menyelesaikan Pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) secara langsung dan serentak. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pilkada merupakan sarana untuk mewujudkan sistem demokrasi secara utuh serta sebagai langkah merealisasikan kedaulatan rakyat. Selain itu, masyarakat juga selalu menaruh harapan besar dari setiap momentum pilkada tersebut. Masyarakat berharap akan ada perubahan mendasar bagi kehidupan dan penghidupannya pasca pilkada, yaitu meningkatnya taraf kesejahteraan.

Memiliki pemimpin yang tegas, jujur dan adil adalah pemimpin yang diharapkan dalam mengatur kursi pemerintahan di Indonesia. Dengan itu semua pasti akan terwujud suatu persatuan dan kesatuan yang kuat dalam bingkai NKRI. Terdapat banyak ras, suku, agama yang dimiliki oleh Indonesia, perbedaan tersebut tidak menandakan suatu permasalahan melainkan menandakan bahwa suatu persatuan yang sangat erat antar ras, suku, agama. Itulah salah satu senjata yang sangat kuat dari Indonesia.

Setidaknya terdapat lima alasan yang menyebabkan masyarakat berpandangan bahwa Pilkada langsung dan serentak akan membawa harapan besar bagi kehidupan masyarakat. Pertama, Pilkada langsung menjadi momentum bagi partisipasi politik masyarakat secara langsung. Hakikat dari demokrasi adalah adanya partisipasi politik secara langsung. Kesadaran bahwa memilih pemimpinnya secara langsung akan membawa pengaruh pada tingkat kecerdasan politik masyarakat. Setidaknya masyarakat dapat menentukan sikap siapa pemimpin yang dapat membawa aspirasinya secara baik.

Kedua, Pilkada langsung memberikan kesempatan kepada semua elemen masyarakat untuk mencalonkan dan dicalonkan dalam pemilihan. Dengan demikian, persepsi yang mengatakan bahwa politik pemerintahan hanya akan berpindah dari elit satu ke elit lainnya dapat terbantahkan, sebab Pilkada langsung akan menghasilkan kepemimpinan baru yang bisa jadi sama sekali berbeda dengan dengan elit politik yang ada sebelumnya.

Ketiga, Pilkada langsung akan dapat mengurangi praktik money politic (politik uang). Berkurangnya praktik politik uang ini diasumsikan dapat mendorong pemerintahan yang bersih. Sehingga turunannya akan tercipta pemerintahan yang efektif dan lebih fokus pada realisasi program-program.

Keempat, Pilkada langsung memungkinkan menyaring calon kepala daerah dari putera terbaik daerah tersebut. Hadirnya putera terbaik daerah menjadikan semangat memiliki daerah (sense of belonging) menjadi tinggi, dan akan berimplikasi kepada semangat untuk membangun daerahnya dan mensejahterakan masyarakatnya jadi tinggi.

Kelima, Pilkada langsung juga dapat meminimalisir praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Dimana pilkada langsung diharapkan menghasilkan kepala daerah yang memiliki komitmen untuk tidak akan mempraktikkan KKN di pemerintahannya.

Keenam, Pilkada Serentak dapat menjadikan model pemilihan secara langsung dengan efektivitas dan efisiensi yang signifikan, baik terkait anggaran maupun waktu konsolidasi dimana bangsa Indonesia memiliki waktu konsolidasi untuk membangun secara lebih efektip.

Permasalahannya adalah apakah harapan tinggi dari masyarakat tersebut dapat terealisasi? Pertanyaan tersebut cukup mendasar dan sangat penting, mengingat beberapa kali Indonesia melakukan pilkada namun penyakit Korupsi, Kolusi dan Nepotisme masih saja kerap terjadi. Mungkin tidak lebih dari 20% (dua puluh persen) kepala daerah hasil pilkada yang mampu menjalankan amanah rakyat dengan baik. Kekhawatiran ini semakin bertambah mengingat Informasi yang berkembang di media massa bahwa begitu banyak pemimpin bangsa yang justru mengabaikan amanah rakyat dengan prilaku-prilaku tidak bijak.

Terlepas dari hal itu bahwa pilkada langsung tahun ini tentu harus mampu dijadikan sebagai momentum bagi perubahan pola dalam mewujudkan kesejateraan rakyat. Para pemimpin daerah yang baru diharapkan mampu melakukan kerja-kerja nyata. Tidak hanya melalui janji-janji kampanye yang begitu megah dan luar biasa namun minim di realitanya. Kemudian pemimpin harus terus melakukan pembangunan demi kesejahteraan serta menindak tegas orang-orang maupun kelompok-kelompok yang akan merusak kesatuan dan persatuan di Indonesia.

Para pemimpin daerah yang terlahir dari produk pilkada langsung ini harus mampu memenuhi harapan dan keyakinan masyarakat bahwa pilkada langsung akan menghasilkan kepala daerah yang mumpuni, berkualitas, dan memiliki komitmen untuk mensejahterakan masyarakat, serta anti KKN. Untuk itu, selamat datang para pemimpin baru, buktikan janji-janji manismu.

*) Penulis adalah Pemerhati masalah Pembangunan daerah, aktif pada Kajian Pembangunan Desa Mandiri.