Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Go Green dengan Energi Baru Terbarukan
Oleh : Redaksi
Jum'at | 27-11-2015 | 11:25 WIB

MENGURANGI emisi CO2, salah satu jenis gas rumah kaca penyebab pemanasan global (global warming) adalah merupakan tantangan utama peradaban modern, baik itu secara ekonomi, sosial maupun lingkungan. Mempromosikan konsep ekonomi global yang rendah karbon (global low carbon economy), termasuk didalamnya penggunaan energi dengan efisien, pengurangan eskploitasi energi fosil (batubara, minyak dan gas) dan optimalisasi energi baru terbarukan merupakan prioritas utama yang harus dilakukan bersama. Sumber energi baru terbarukan merupakan salah satu pilihan yang perlu segera dimanfaatkan dengan serius untuk memenuhi kebutuhan energi dan sekaligus juga menjaga kelestarian lingkungan.

Pemanasan global (global warming) adalah realita nyata yang harus dihadapi dunia sejak awal abad 21, bersama-sama dengan tantangan krisis ekonomi dan juga kemiskinan yang masih melanda sebagian wilayah dunia.

Berbagai fenomena yang muncul sebagai imbas dari pemanasan global, seperti perubahan cuaca yang dinamis, kenaikan permukaan air laut, penurunan hasil panen pertanian dan perikanan, serta perubahan keanekaragaman hayati, secara nyata telah mempengaruhi kehidupan manusia, mulai dari masalah ketahanan pangan, kesehatan, kesejahteraan dan ekonomi serta keselamatan.

Komunitas global menyadari perlunya suatu aksi nyata sebagai komitmen bersama untuk mengatasi global warming melalui berbagai aktivitas yang dikenal dengan semboyan Go Green yang salah satunya didasarkan pada konsep pengurangan emisi gas CO2.

​Penerapan konsep Go Green di Indonesia sangat erat kaitannya dengan sektor energi yang memberikan kontribusi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar dibandingkan sektor lainnya, yakni sebesar 2/3 dari total GRK yang tercatat pada saat ini, dimana 30% dari nilai tersebut berasal dari pembangkitan energi listrik, terutama dari energi fosil. 

Hingga saat ini, pasokan energi kita masih bergantung pada sumber energi fosil yaitu minyak bumi, gas, dan batu bara yang juga menjadi sumber devisa utama hasil ekspor ke negara lain.

​Cukup menggembirakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia pada Forum G-20 di Pittsburgh, USA tahun 2009 dan pada COP 15 di Copenhagen menyampaikan bahwa hingga tahun 2020 Indonesia bisa menurunkan emisi GRK sebesar 26% dan bahkan bisa mencapai sebesar 41% dengan bantuan negara maju.

Hal ini akan mampu dicapai jika kita mampu mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang rendah emisi gas rumah kaca, atau dikenal dengan istilah Green Energy.

Energi Baru Terbarukan di Indonesia
​Indonesia memiliki potensi sumber energi baru terbarukan yang potensial untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan energi nasional. Potensi energi panas bumi jelas merupakan salah satu potensi sumber energi yang cukup berlimpah di Indonesia dan dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik.

Berdasarkan data yang dikaji oleh para ahli setidaknya terdapat 252 titik lokasi potensial sumber energi panas bumi yang membentang dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Maluku dan Sulawesi, berpotensi membangkitkan daya listrik sebesar 29 ribu MW. Hingga saat ini pemanfaatan potensi ini masih kecil hanya sekitar 4 hingga 5% dari seluruh potensi yang ada, sangat disayangkan kita belum bisa mengoptimalkan sumber energi yang sangat ramah lingkungan ini. 

Kendala berupa lokasi sumber panas bumi yang jauh dari jaringan listrik tersedia, layak untuk diperhatikan dengan investasi pembangunan infrastruktur jaringan listrik yang membuat pemanfaatannya dapat optimal.

​Potensi lain yang layak kita lirik adalah potensi sumber air khususnya mikrohidro, angin, surya, biofuel dan nuklir. Sumber-sumber energi baru dan terbarukan ini menawarkan potensi pembangkitan energi yang ramah lingkungan karena rendah emisi gas rumah kaca dan juga bersaing secara ekonomi. 

Sebagai contoh adalah pemanfaatan energi surya dengan menggunakan solar cell akan sangat bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya di wilayah pelosok. Demikian juga dengan energi angin yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan di wilayah pesisir. 

Sementara energi nuklir dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik khususnya memikul beban dasar yang selama ini dipenuhi oleh energi batubara. Biofuel sangat jelas merupakan sumber energi potensial untuk menggantikan sebagian kebutuhan energi yang selama ini dipenuhi dari bahan bakar minyak yang merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca.

Pemanfaatan energi baru terbarukan yang potensinya sangat besar di Indonesia serta dengan mendorong kesadaran masyarakat agar dapat menggunakan energi secara efisien dan efektif akan mampu menciptakan kondisi ketahanan energi nasional yang kuat dan juga sekaligus menjawab tantangan global dalam hal pelestarian lingkungan. Sudah saatnya kita bersama mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan dan mewariskan alam yang lestari untuk anak cucu kita. Go Green dengan energi baru terbarukan.
 
Pusat Diseminasi dan Kemitraan Badan Tenaga Nuklir Nasional