Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Konser Bon Jovi di Israel Dikritik Eks Bassist Pink Floyd
Oleh : Redaksi
Selasa | 06-10-2015 | 11:16 WIB
Roger-waters ucr.jpg Honda-Batam
Roger Waters. (Sumber foto: ultimateclassicrock.com)

BATAMTODAY.COM - Eks bassist Pink Floyd, Roger Waters mengkritik gelaran kosnser Bon Jovi yang dihelat di Israel pada Sabtu (3/10/2015) lalu.  

Seperti dilansir Rolling Stone, Waters menganggap, Bon Jovi  berdiri bahu membahu dengan pemerintah Israel tanpa berpikir dan memedulikan jumlah penduduk Palestina yang mengalami penderitaan berat akibat penindasan tersebut.

Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan majalah Yediot pekan lalu, Bon Jovi mengatakan, “Saya selalu mendengar tentang keindahan Israel, tempat tumbuh dan berkembangnya seluruh kepercayaan. Saya telah mendatangi banyak tempat dan Israel merupakan tempat yang ingin sekali saya tuju, namun belum pernah terjadi sebelumnya. Saya pun bersikeras agar Israel bisa menjadi tujuan dalam tur konser kali ini.”

Tercatat bahwa ini bukan kali pertama Waters menyampaikan kritiknya kepada para musisi yang memutuskan untuk tampil di Israel. Bulan Februari lalu, Waters juga sempat mengkritik Alan Parsons--diketahui merupakan penata rekam untuk album fenomenal milik Pink Floyd yang berjudul The Dark Side of the Moon--atas rencananya untuk melangsungkan konser di Israel bersama The Alan Parsons Project.

Bon Jovi sendiri tercatat baru saja menggelar konser kedua mereka di tanah air setelah 20 tahun silam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Jumat (11/9) lalu dengan disaksikan lebih dari 40.000 penggemarnya. Dengan tampil selama lebih kurang dua jam, mereka memainkan total 20 lagu yang diambil dari sepuluh album studio.

Adapun isi lengkap dari surat terbuka yang disampaikan Waters kepada Bon Jovi adalah sebagai berikut:

Kepada Jon Bon Jovi, David Bryan, dan Tico Torres,

Di masa lalu, seringkali saya menulis secara rinci dan terkadang secara persuasif, surat yang ditujukan kepada kawan-kawan di dalam industri musik, mengajak mereka untuk tidak memberi dukungan terhadap kebijakan politik apartheid yang dicanangkan oleh pemerintah Israel dengan memilih untuk tidak melangsungkan konser di Israel.

Setelah membaca isi komentar-komentar Jon di Yedioth Ahronoth [koran yang terbit di Tel Aviv] pekan lalu, saya tidak ingin membuang waktu untuk membangun relasi dengan apartheid Afrika Selatan dan pesan yang mengatakan bahwa sebagian artis telah mengambil langkah seperti ini yang diikuti ribuan lainnya dalam mendukung penindasan orang-orang Palestina yang dilakukan oleh Israel.

Jadi, keputusan sudah tidak dapat diubah lagi, kalian bertekad untuk melangsungkan konser di Tel Aviv pada tanggal 3 Oktober. Kalian yang memilih.

Kalian berdiri serta bahu membahu 
Dengan mereka yang membakar bayi 
Dengan pengemudi bulldozer yang menghancurkan Rachel Corrie
Dengan prajurit yang menembak kaki seorang pemain bola 
Dengan pelaut yang menghajar anak-anak di tepi pantai
Dengan penembak sniper yang membunuh seorang anak yang mengenakan kaus berwarna hijau
Dengan seseorang yang menyerang gadis berusia 13 tahun
Dengan Menteri Keadilan yang terus menyuarakan genosida

Anda memiliki kesempatan untuk berdiri
Pada sisi keadilan

Dengan pilot yang menolak mengebom kamp-kamp pengungsian
Dengan anak-anak yang memilih delapan penjara atas kebijakan militer yang ada
Dengan tahanan yang berpuasa selama 266 hari hingga tiba waktu pembebasan
Dengan dokter yang dilarang masuk karena ingin menyelamatkan nyawa-nyawa
Dengan petani yang mengurangi barisan demonstrasi
Dengan anak kecil tanpa kaki yang tumbuh di bawah reruntuhan gedung
Dan 550 orang lain yang tidak dapat tumbuh sama sekali
Karena semua rudal dan tank dan peluru-peluru yang kami kirimkan

Orang mati tidak dapat mengingatkan Anda tentang kejahatan yang Anda abaikan. Namun, jangan sampai kita lupa, “Bahwa berdiam diri dan bersikap acuh tak acuh merupakan suatu kejahatan terbesar.”

Roger Waters

Sumber: Rolling Stone