Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Titik Panas di Sumatera dan Kalimantan Makin Meningkat
Oleh : Ahmad Rohmadi
Jum'at | 11-09-2015 | 15:11 WIB
Sutopo Purwo Nugroho BNPB_948259.jpeg Honda-Batam
Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

BATAMTODAY.COM, Batam - Meskipun operasi darurat asap telah ditingkatkan, rupanya titik panas (hotspot) di Sumatera dan Kalimantan tetap meningkat. Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua terdapat 1.887 hotspot yaitu 575 di Sumatera dan 1.312 di Kalimantan.

Hotspot di Sumatera masih terkonsentrasi di Sumatera Selatan 449, Jambi 93, Bangka Belitung 49, dan Riau 11, sedangkan di Kalimantan ada 1.312 hotspot yaitu Kalimantan Barat 508, Kalimantan Selatan 127, Kalimantan Tengah 579, Kalimantan Timur 95 dan Kalimantan Utara 4.

Kepala Pusat Data Informasi Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memperkirakan hingga beberapa hari kedepan potensi kebakaran akan masih tinggi karena cuaca makin kering.

"Asap masih mengepung Sumsel, Jambi, Riau, sebagian Lampung, dan hampir seluruh wilayah Kalimantan kecuali Kalimantan Utara," kata Sutopo kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (11/9/2015).

Sutopo menyampaikan jarak pandang pagi hari di Pekanbaru hanya 500 m, Rengat dan Pelalawan 200 m, Jambi 500 m, Muaro Jambi 400 m, Kalimantan Tengah 150-700 m dan Kalimantan Selatan 500 m.

Sedangkan kualitas udara sebagian besar berada pada level tidak sehat hingga berbahaya. Data sementara penderita ISPA di Riau 14.566 jiwa, Sumatera Selatan 22.855 jiwa, dan Kalimantan Selatan mencapai 40.000 jiwa.

Sementara, berdasarkan data Badan Nasional Lingkungan Hidup Singapura, kualitas udara terus memburuk yaitu 144-167 PSI atau tergolong tidak sehat (unhealthy).

"Udara dinyatakan tidak sehat jika PSI antara 1001-200," ujarnya.

Sutopo juga menjelaskan upaya pemadaman api masih terus dilakukan, baik dari udara, darat, penegakan hokum, sosialisasi dan pelayanan kesehatan.

Sementara Kepala BNPB, Willem Rampangilei, memimpin rapat koordinasi di Posko Satgas Siaga Bencana Asap Akibat Karhutla di Palembang mengatakan bahwa tugas pokok dalam rencana operasi perlu serentak dalam pemadaman pengerahan sumberdaya, mencegah terjadinya kebakaran baru, intensifkan sosialisasi, penegakan hukum.

Willem menjelaskan bahwa BNPB akan menambah 1 helikopter MI-171 dari Papua ke Palembang. BNPB juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait perijinan penerbangan.

"1.050 personel TNI yang diperbantukan Satgasops BNPB ditempatkan di Musi Banyuasin, OKI,  dan Banyuasin," jelasnya.

Editor: Dodo