Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Guru Favorit Dikeluarkan, Ratusan Siswa SMA Negeri 19 Batam Demo
Oleh : Gabriel P. Sara
Kamis | 03-09-2015 | 19:12 WIB
demo-siswa.jpg Honda-Batam
Kepala sekolah SMA Negeri 19 Batam Nelly Candrawati menanggapi aksi Demo ratusan siswa dan siswi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Ratusan siswa SMA Negeri 19 Batam yang saat ini masih menumpang di SMP Negeri 38 Batam, Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, menggelar demo, Kamis (3/9/2015) sore.

Aksi demo spontan tersebut lantaran ratusan siswa tidak terima pihak sekolah mengeluarkan Dina, salah satu guru pelajaran bahasa Inggris dari sekolah tersebut.

Saat melakukan orasi, salah satu siswa sambil memegang selembar kertas yang bertuliskan "Please Back Our Teacher" mengatakan, agar kepala sekolah yang diketahui bernama Nelly Chandrawati untuk memanggil kembali guru favorit mareka yang biasa disapa Miss Dina tersebut.

"Panggil kembali guru favorit kami. Miss Dina guru yang baik. Kami ingin miss Dina masuk dan mengajar kembali di sekolah ini," teriak ratusan siswa di depan sekolah tersebut.

Salah satu siswi kelas XI IPS yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, aksi demo tersebut spontan saat pihak sekolah mengeluarkan salah satu guru favorit mareka dari kelas dan tidak diizinkan lagi mengajar di sekolah tersebut.

Menurut siswi itu, pihak sekolah juga sudah menuding kalau Miss Dina sudah melanggar kode etik yang ditentukan di sekolah tersebut. Sementara, menurut ratusan siswa itu, Miss Dina mengajar sangat baik dan memiliki sopan santun terhadap siswa.

"Miss Dina mengajar sangat bagus kok. Aneh aja kok tiba-tiba dikeluarkan gitu aja," kata siswa itu kepada pewarta.

Setelah berdemo sekitar dua jam, beberapa perwakilan siswa dan siswi dipanggil untuk melakukan mediasi bersama pihak sekolah dan pihak Disdik Batam.

Usai mediasi, Kepala Sekolah SMAN 19 Batam, Nelly Chandrawati mengatakan, kejadian yang berujung ratusan siswa dan siswi berdemo itu hanya masalah internal. Terkait pengeluaran salah satu guru itu, siswa sudah menyetujui untuk mencari pengganti guru baru dan sudah tertera hitam di atas putih.

"Sudah selesai masalah ini. Ini masalah internal saja. Kita sudah buat surat pernyataannya. Siswa juga sudah terima untuk mencari guru baru," ujarnya

Disinggung mengenai kode etik yang dilanggar oleh guru yang dikeluarkan tersebut, Nelly enggan berkomentar dan langsung meninggalkan pewarta. "Sudah, sudah...semuanya sudah selesai," kata Nelly sambil meninggalkan beberapa pewarta di depan ruangannya.

Sementara itu, Dina yang dikonfirmasi melalui telepon mengatakan percobaan pemutusan hubungan kerja antara pihak sekolah dengan dirinya itu sudah dua kali dilayangkan.

Surat pertama, kata Dina, pihak sekolah mengatakan dirinya masih kurang wawasan, dan yang kedua pihak sekolah juga menyatakan kalau dirinya hanya lulusan Unrika yang masih Akreditasi C.

"Saya disuruh lanjut S2 oleh pihak sekolah itu. Maka dari itu, saya ke Disdik untuk konsultasi terkait hal ini. Dari situlah pihak sekolah ini menuduh saya sudah melanggar kode etik dan melangkahi kepala sekolah. Melalui surat yang ketiga ini, saya langsung dikeluarkan," pungkas Dina.

Menanggapi permasalahan itu, PL Tobing, perwakilan dari Disdik, mengatakan, masalah saat ini karena siswa cepat emosi lantaran guru favorit mareka diganti. Keluarnya salah satu guru itu, menurut pihak sekolah dia sudah melanggar kode etik.

"Sudah disepakati untuk mecari guru penggantinya. Dan sudah ada surat pernyataannya dan bermeterai. Dan saya harap kepada pihak sekolah untuk segera mencari guru pengganti. Jangan sampai siswa dan siswi ini menjadi korban nantinya," kata Tobing usai mediasi kepada pewarta.

Editor: Dodo