Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MPR RI Tegaskan Memiliki Perjuangan sama dengan TNI dan Polri, yakni Pertahankan Empat Pilar
Oleh : Surya
Jum'at | 28-08-2015 | 13:03 WIB
2015-08-28 13.35.39.jpg Honda-Batam
Pelatihan untuk Pelatih (Training of Trainer) Sosialisasi Empat Pilar untuk TNI/Polri di Hotel Grand Pasundan, Kamis (27/8/2015) malam

BATAMTODAY.COM, Bandung - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI memiliki perjuangan yang sama dengan TNI/Polri, yakni mempertahankan ideologi negara dan empat pilar.


Sebab, saat ini banyak pihak terutama agen-agen asing ingin dan sedang merusak ideologi negara, terutama empat pilar. 

Empat pilar MPR terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

"Saat ini ada orang-orang yang ingin menghancurkan empat pilar. Hal demikian merupakan salah satu tantangan kebangsaan,'' kata Oesman Sapta Odang (OSO) Wakil Ketua MPR saat memberikan materi dalam acara Pelatihan untuk Pelatih (Training of Trainer) TNI dan Polri Sosialisasi Empat Pilar di Bandung, Kamis (27/8/2015).

OSO mengaku belum melihat empat pilar menjadi satu kesatuan tubuh anak bangsa. Sehingga, Indonesia butuh implementasi empat pilar sampai ke akar rumput. 

Apalagi, Indonesia merupakan negara yang berdaulat demokratis dan memiliki kekayaan alam melimpah, kemajemukan suku, budaya dan agama dalam setiap  komponen masyarakat, tentu tantangannya luar biasa besar. 

''Jika tidak disikapi secara bijak bisa menjadi ancaman NKRI,'' ujarnya

Saat ini, banyak masalah multidimensional yangg merusak tatanan berbangsa dan bernegera. Banyak orang yang akan ingin menghancurkan empat pilar. 

Menurutnya, empat pilar merupakan pertahanan terakhir, yang bila tidak dipertahankan, maka akan terjadi perpecahan, karena kesadaran nasionalisme pada rakyat menjadi tidak melekat.

''Kita masih menggunakan ideologi bangsa adalah Pancasila. Tidak bisa dibungkus-bungkus dengan yang lain. Sekarang sudah ada tanda-tanda itu,'' tandasnya.

Ancaman kelompok radikal
Pada kesempatan sama, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengungkapkan kelompok radikal sebagai kelompok yang mengancam Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.
 
"Tegaknya Pancasila dirongrong oleh kelompok radikal, yakni kelompok ekstrimis dan teroris. Mereka lah ancaman sebenarnya bagi Pancasila," ujar Badrodin.
 
Kapolri menjelaskan, kelompok teroris bukan dilihat dari fisik dan tampilan saja, melainkan bagaimana pengakuan mereka terhadap dasar dan ideologi negara.
 
"Kelompok radikal cirinya bukan dilihat dari fisik dan uniform saja. Tak bisa ada orang berjanggut, pakai celana gantung langsung dituduh radikal. Tapi cirinya adalah pengakuan terhadap ideologi dan dasar negara," katanya.
 
Selain itu, kelompok radikal tak akan mau hormat kepada bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
 
"Mereka tak mau mengakui Pancasila dan turunannya seperti hormat bendera dan nyanyi Indonesia Raya," tandasnya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menambahkan, bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah bentuk negara yang paling cocok untuk Indonesia.
 
"Saya sepakat tak ada bentuk negara lain yang cocok selain Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk negara kita yang punya keanekaragaman," kata Ahmad Heryawan.

Aher sapaan akrab Ahmad Heryawan mengaku setuju tak ada lagi yang perlu diperdebatkan dalam Dasar, ideologi dan konstitusi negara Indonesia.
 
"Pancasila sudah final, UUD 1945 juga sudah final dan tak perlu diperdebatkan lagi. NKRI juga sudah final, istilahnya NKRI harga mati," tegas politisi PKS ini.
 
Acara TOT Sosialisasi Empat Pilar untuk TNI/Polri, selain dihadiri Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, juga tampak hadir Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Wakil Ketua MPR EE Mangindaan dan Mahyudin, serta para petinggi TNI/Polri lainnya.

Editor : Surya