Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masih Ada 7,6 Juta Warga Belum Punya Tempat Tinggal Sendiri
Oleh : Redaksi
Senin | 24-08-2015 | 08:39 WIB
ilustrasi_rumah_-di_tangan.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kebutuhan rumah atai backlog di Indonesia masih besar. Berdasarkan statistik, terdapat sekitar 13,5 juta dari sisi kepemilikan. Sementara 7,6 juta warga Indonesia masih belum memiliki tempat tinggal sendiri, dan terdapat 3,4 juta unit rumah yang tidak layak huni.

"Masih terdapat 38 ribu hektar daerah kumuh. Hal tersebut diperburuk dengan struktur masyarakat saat ini tingkat golongan masyarakat miskin masih relatif besar," kata Maurin Sitorus, Direktur Jendral Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan di bidang perumahan nasional sejak dicanangkan Hari Perumahan Nasional oleh Mohammad Hatta pada 25 Agustus 1950 dan program sejuta rumah.

"Pemerintah telah mencanangkan program Sejuta Rumah. Dalam kurun waktu kepemimpinan Jokowi-JK setiap tahun akan dibangun satu juta unit rumah," kata Maurin yang dikutip dari laman kementerian.

Maurin menambahkan, dalam kurun lima tahun pemerintah akan membangun 900.000 rumah umum tapak dan susun. Untuk KPR swadaya 450.000 unit, rusunawa 550.000 unit, rumah khusus 50.000 unit, bantuan sejumlah pembangunan baru 250.000 unit, untuk peningkatan rumah tidak layak huni 1,5 juta unit.

"Tahun 2015 sekitar 600.000 unit untuk MBR dan 400.000 unit untuk non-MBR. Kami perkirakan untuk 2016 akan 700.000 MBR dan 300 non-MBR. Namun ini masih dapat berubah," tambah Maurin.

Dari segi pembiayaan, anggaran untuk sektor perumahan rakyat tahun 2016 mengalami kenaikan. Pemerintah akan menganggarkan lebih dari Rp13 triliun. Sebanyak Rp9,2 triliun diperuntukan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), anggaran selisih suku bunga (SSB) Rp2,6 triliun, dan bantuan uang muka sebesar Rp1,3 triliun.

Sementara itu Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan, Syarif Burhanuddin, menyampaikan, saat ini sebanyak 472.495 unit rumah untuk MBR dan non-MBR sedang dibangun dalam program Sejuta Rumah. Oleh karena itu, dia optimis pembangunan Sejuta Rumah bisa tercapai sehingga dapat mengurangi backlog perumahan di Indonesia secara signifikan.

"Sejak dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 29 April 2015 hingga bulan Agustus ini berdasarkan laporan yang masuk ke Kementerian PUPR setidaknya sudah terbangun sebanyak 472.495 unit rumah dari target sebanyak satu juta unit rumah pada tahun ini," ujar Syarif.

Syarif menambahkan, angka pembangunan rumah pada awal Agustus lalu baru berkisar pada 300 ribu unit rumah. Dan dalam waktu sekitar dua pekan saja angkanya naik sebanyak 100 ribu menjadi 472.495 unit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Angka pembangunan rumah tersebut, imbuhnya, merupakan angka keseluruhan rumah untuk MBR dan non-MBR. Dan berdasarkan data yang ada saat ini diperkirakan permintaan rumah murah untuk MBR akan terus meningkat seiring kebutuhan hunian yang layak huni.

"Ada informasi yang menyatakan bahwa permintaan rumah komersial untuk non-MBR mengalami penurunan sekitar 40 persen. Sedangkan permintaan rumah murah untuk MBR relatif stabil dan terus naik dari waktu ke waktu karena kebutuhan masyarakat akan hunian yang layak selalu meningkat. Hal ini akan terus kami pantau sehingga pembangunan rumah dan permintaan diharapkan bisa seimbang," terangnya. (*)

Editor: Roelan