Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jadi Pemasok Utama, Kualitas Rumput Laut Indonesia Diakui Dunia
Oleh : Redaksi
Selasa | 04-08-2015 | 10:42 WIB
ilustrasi_rumput_laut_-_nelayan.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Makassar - Kualitas rumput laut Indonesia ternyata diakui di dunia. Bahkan Indonesia menjadi pemasok utama rumput laut dunia dengan pangsa pasar 26,50 persen dari total permintaan dunia.

"Dunia mengakui kualitas rumput laut Indonesia. Dari total ekspor rumput laut dunia, Indonesia
mampu menjadi pemasok utama rumput laut dunia dengan pangsa sebesar 26,50 persen dari total
USD 1,09 miliar permintaan dunia, disusul oleh Chile 16,73 persen, Korea Selatan 16,06 persen, Tiongkok 7,98 persen dan Filipina sebesar 5,77 persen," ujar Nus Nuzulia Ishak, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/8/2015).

Dijeaskan, permintaan dunia yang tinggi, terutama produk rumput laut kering, diolah menjadi bahan baku makanan olahan, makanan hewan peliharaan, hingga bahan makanan tambahan, pengendalian pencemaran dan bahan kecantikan. Menurut Nus, itu menjadi tantangan bagi pelaku usaha rumput laut untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas budidaya rumput laut Indonesia.

Pelaku usaha juga diminta meningkatkan produksi produk rumput laut yang bernilai tambah.

Dikutip dari laman Kemendag, total ekspor rumput laut Indonesia di tahun 2014 mencapai USD 226,23 juta. Nilai ini meningkat 39,25 persen terhadap ekspor tahun 2013 yang tercatat sebesar USD 162,45 juta.

Sementara ekspor rumput laut pada periode Januari-Mei 2015 tercatat mencapai USD 75,73 juta,
atau turun 12,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Tren ekspor komoditas ini ke dunia selama lima tahun terakhir (2010-2014) mengalami peningkatan sebesar 11,06 persen.

Lima negara tujuan ekspor terbesar rumput laut adalah Tiongkok dengan pangsa ekspor 72,06 persen, Filipina dengan pangsa 5,82 persen, Chile (4,89 persen), Korea (4,39 persen) dan Vietnam (2,05 persen).

Sementara itu tiga importir dari Tiongkok dan satu dari Singapura juga memborong rumput laut Indonesia dengan total kontrak dagang sebesar USD 63 juta, atau senilai Rp850,19 miliar. (*)

Editor: Roelan