Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Banyak Modus, Menteri PPPA Minta Polisi Beri Perhatian Khusus terhadap Kasus Penculikan Anak
Oleh : Redaksi
Selasa | 28-07-2015 | 16:16 WIB
cintya_20150721_083912.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Rekaman CCTV saat Chintya dibawa penculiknya. (Foto: net)

BATAMTODA.COM, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise, meminta aparat kepolisian untuk memberikan  perhatian khusus terhadap kasus-kasus penculikan anak. Yohana juga mengimbau kepada seluruh orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus baru penculikan anak.

"Saya sangat berharap kepolisian dapat menindak tegas tersangka sesuai dengan undang-undang yang berlaku agar ada efek jera," ujar Yohana, melalui siaran pers yang diterima BATAMTODAY.COM.

Pasalnya, model penculikan anak dengan beragam motif kembali marak terjadi di masyarakat. Belum lama ini seorang bocah, Chintya Hermawan (6), sempat dilaporkan hilang diculik saat bermain di wahana permainan anak di Pusat Grosir Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, pada Sabtu (18/7/2015). Beruntung Chintya dapat  ditemukan kembali dengan keadaan selamat.

Belajar dari kasus Chintya yang sampai saat ini belum diperoleh kejelasan dari motif si pelaku penculikan, Yohana tetap mengharapkan orang tua berhati-hati mengingat masih adanya ancaman-ancaman yang diterimanya melalui media sosial yang dikirimkan pelaku.

"Para orang tua harus meningkatkan pengawasannya dan mendampingi  anak, khususnya  saat  bermain di luar rumah," tegasnya.

Kesadaran masyarakat dan komitmen semua pihak juga diperlukan untuk membangun dan menyediakan arena bermain dan fasilitas rekreasi yang layak dan aman bagi keselamatan anak, sebagaimana hal tersebut menjadi salah satu indikator kabupaten/kota layak anak (KLA). Sementara para orang tua yang terpaksa meninggalkan anak-anaknya untuk bekerja, agar menitipkan anaknya di tempat penitipan anak (TPA) yang telah tercatat/terdaftar. Hal ini untuk mengurangi risiko terjadinya berbagai tindak kejahatan yang dapat terjadi pada sang anak.

"Saya harap seluruh unsur masyarakat, mulai dari orang tua/keluarga, masyarakat (guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, dll), dunia usaha, dan pemerintah dapat memiliki kepedulian yang sama untuk melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kejahatan yang mengancam keselamatan jiwanya. Semua anak Indonesia adalah anak kita dan masyarakat harus peka untuk melindungi anak," kata Yohana. (*)

Editor: Roelan