Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diimingi Bekerja di PT Schneider Electric, 12 Warga Batuaji Ditipu Sopir Metro-Trans
Oleh : Gabriel P Sara
Jum'at | 10-07-2015 | 17:03 WIB
korban_sopir_metro-trans.jpg Honda-Batam
Kedua korban yang mewakili ke-10 rekannya yang ditipu sopir cerry untuk bekerja di PT Schneider saat membuat laporan di Polsek Batuaji. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menyempitnya lapangan pekerjaan di Batam menyuburkan aksi-kasi penipuan. Dua belas warga Batuaji bahkan bisa ditipu oleh sopir Metro Trans trayek Batuaji-Mukakuning yang menjanjikan mereka bisa bekerja di PT Schneider Electric di kawasan industri Batamindo.

Marta Priska Hutagalung (24), salah seorang korban penipuan, saat melapor ke Polsek Batuaji menuturkan, dia yang baru tiga hari di Kota Batam pada hari Minggu (5/7/2015) lalu tiba-tiba didatangi seorang rekannya yang menawarkan untuk bekerja di PT Schneider Electric. Agar diterima sebagai karyawan, Marta diharuskan membayar Rp500 ribu. Karena ia butuh pekerjaan, dia mengiyakan penawaran itu.

"Teman juga, dia marga Silalahi. Dia perantara dari sopir cerry (Metro-Trans) itu. Kalau sopir cerry itu marganya Manulang. Dan mobilnya di bagian belakang tertulis 'Putra Borsa' dan nomor polisinya BP 1063 EU," tutur Marta.

"Katanya, 'kalian mau kerja, nggak? Kalau mau, kalian kumpulkan sepuluh orang dan sediakan uang per orang Rp500 ribu'. Tapi kami 12 orang, Bang dan 12 orang itu mau karena kami sangat butuh pekerjaan," imbuh Marta menirukan perbincangannya dengan Silalahi.

Setelah itu, sopir cerry yang tidak mau memberitahukan namanya kepada Marta dan rekan-rekan lainnya itu mengajak bertemu untuk menyerahkan uang Rp500 ribu beserta lamaran di sekitar Perumahan Pandawa, Batuaji. Saat menyerahkan uang dan lamaran itu, si sopir mengatakan bahwa mereka pada Rabu (8/7/2015) sekitar pukul 07.00 WIB harus sudah berada di perusahaan yang dijanjikan itu.

"Saat bertemu itu di Pandawa bagian belakang. Di satu rumah, rumah itu dalam keadaan kosong. Katanya itu rumah baru dia (sopir cerry). Kami 12 orang serahkan lamaran dan uang di rumah kosong itu. Katanya, hari Rabu pagi harus ada di PT Scheider. Nanti dipanggil di sana," jelas Marta

Namun, setelah menunggu lama di depan perusahaan, ia bersama rekannya tak kunjung dipanggil. Merasa sudah lama menunggu, ia bersama rekannya pun menghubungi sopir cerry untuk menanyakan kepastian. Namun, saat dihubungi nomor yang biasa sopir cerry itu menghubungi mareka sudah tidak aktif.

"Kan saat penyerahan uang dan lamaran itu, kata sopir cerry kami hari Rabu ke perusahaan. Makanya pagi-pagi kami ke sana. Katanya juga di sana sudah ditunggu HRD yang dia kenal. Sebelumnya juga sempat kami ketemu HDR itu, perempuan dia, nggak mau sebut namanya. Ya, karena kami mau kerjaan, makanya kami nurut semua apa persyaratannya. Eh tahu-tahu kami ditipu sama sopir itu," jelasnya lagi.

Merasa ditipu, ia bersama rekannya itu sempat pergi mengecek sopir cerry itu di tempat yang biasa ia mangkal. Namun, sampai di sana sopir cerry lain yang mangkal di situ mengatakan kalau sopir cerry yang menipu mareka sudah tiga hari tak muncul.

"Mobilnya sudah dalam keadaan kosong. Katanya sopir itu sudah pulang kampung. Makanya kami datang melapor ke sini (Polsek Baruaji),"ujar Marta

Marta juga sempat mencurigai, kalau salah satu dari rekan-rekannya itu bekerja sama dengan sopir cerry yang menipu mareka. Pasalnya, salah satu rekan dari ke 12 orang itu tidak ikut membayar uang sebagai persyaratan untuk masuk bekerja di perusahaan itu.

"Soalnya gini, dia yang ngajak awalnya. Terus saat menyerahkan uang dan lamaran itu, dia tidak ikut menyerahkan. Uang dia nggak kasih. Jadi kami curiga sama dia kalau dia itu kerja sama dengan sopir cerry itu. Dan saat ajak mau buat laporan tadi, dia alasan kalau dia nggak bisa ikut, alasannya ada urusan. Kan aneh aja, Bang. Kayanya dia kerja sama dengan sopir itu," bebernya. (*)

Editor: Roelan