Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Atasi Inflasi Jelang Lebaran, Pemko Tanjungpinang Bakal Gelar Operasi Pasar
Oleh : Habibi
Selasa | 30-06-2015 | 12:38 WIB
riono_sekda_batik_diwwcara.jpg Honda-Batam
Riono, Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Masyarakat diimbau agar tidak panik dengan potensi kenaikan harga barang menjelang Lebaran. Pemerintah Kota Tanjungpinang menjamin punya stretegi untuk mengantisipasi dampak inflasi tersebut.

"Pada Senin (29/6/2015) kemarin kita sudah rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID),  Pemerintah Kota Tanjungpinang beserta stakeholder terkait mengadakan pertemuan guna membahas ketersediaan kebutuhan pokok jelang Idul Fitri 1436H. Kita sudah dapat formulanya untuk mengatasi adanya lonjakan harga, yaitu dengan operasi pasar," ujar Riono, Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Selasa (30/6/2015).

Riono memaparkan, dalam rapat tersebut Victor AB, perwakilan TPID dari Bank Indonesia, menjelaskan bahwa inflasi di Kepri (gabungan Batam dan Tanjungpinang) pada Mei tercatat 0,72 persen (mtm) atau 7,58 persen (yoy), lebih tinggi dibanding inflasi nasional sebesar 0,50 persen (mtm) atau 7,15 persen (yoy).

"Dengan meningkatnya inflasi di Kepri tentu menyebabkan kenaikan harga pada beberapa kebutuhan bahan pokok, namun hal tersebut tidak dapat dihindari karena hal tersebut masih wajar dan tidak terlalu signifikan di Kota Tanjungpinang dalam menyambut hari raya Idul Fitri," jelas Riono.

Riono juga mengaku telah memerintahkan tim untuk mencegah pedagang nakal menimbun bahan pokok. "Masyarakat juga saya imbau agar dapat menahan diri untuk berbelanja menjelang Idul Fitri, jangan terlalu jor-joran, dengan berbelanja banyak untuk stok sampai habis Lebaran, sementara yang tidak mampu tidak dapat," ujar Riono.

Sementara itu Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, pun mengatakan hal yang sama tentang akan adanya operasi pasar. Namun, operasi pasar tersebut akan dirahasiakan kapan dan di mana, pasalnya memang khusus mengkoordinir masyarakat yang tidak mampu.

"Jangan pula nanti operasi pasar yang beli juga orang-orang yang mampu, kesempatan dialah buat nyetok barang. Jadi, kemungkinan kita tidak akan buka-bukaan tentang operasi pasar ini," ujar Lis. (*)

Editor: Roelan