Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PPDB Online di Tanjungpinang Masih Tetap Pakai Cara Manual
Oleh : Habibi
Selasa | 23-06-2015 | 18:15 WIB
website ppdb tanjungpinang.jpg Honda-Batam
Tampilan website tanjungpinang.ppdb.kemdikbud.go.id yang sering error. (Foto: Habibi Kasim/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Sistem pendaftaran online seperti yang dipikirkan orang tua adalah menyalakan komputer, buka situs pendaftaran di internet dan daftarkan calon siswa. Selanjutnya tinggal klik tombol "Daftar" atau biasanya dalam bahasa Inggris tertulis "Submit".

Tapi, sejumlah orang tua di Tanjungpinang kecele. Pendaftaran peserta didik baru (PPDB) daring atau online seperti yang digembar-gemborkan saat ini hanya menampilkan hasil sorting (pengurutan) berdasarkan ranking siswa sebanyak kuota siswa baru yang dibutuhkan di setiap sekolah. Sementara pendaftaran tetap dilakukann dengan mengisi lembar formulir pendaftaran di sekolah, kemudian pihak operator (biasanyd di dinas pendidikan) menginput nilai siswa sekaligus mengunggah ke website tanjungpinang.ppdb.kemdikbud.go.id.

Beberapa orang tua mengaku sistem seperti ini sangat rumit dan semakin mengada-ada. Padahal, menurut mereka, dengan sistem lama pun yaitu datang kesekolah, ambil formulir dan mendaftarkan diri, sudah relevan dibandingkan dengan sistem teknologi tinggi namun dinilai setengah-setengah.

"Sistem rayon itu sudah mengekang anak kita ingin bersekolah. Meskipun nilai tinggi, sekarang sistem online yang haw-haw (tanggung, red), mempersulit proses pendaftaran anak. Pakai manual juga. Sudahlah mengekang, ditambah mempersulit," kata Syahril, orang tua murid yang ingin mendaftarkan anaknya di Dinas Pendidikan Kota Tanjungpniang, Selasa (23/6/2015).

"Pasang iklan di TV mari wujudkan pendidikan universal, mari wujudkan anak yang berpendidikan, tapi yang buat iklan itu malah menghambat," imbuh dia.

Hamdan, wali murid lainnya, juga mengaku kecewa dengan sistem pendidikan dan PPDB saat ini yang dinilai sangat memblokir keinginan anak untuk mendapatkan sekolah dengan kualitas bagus melalui sistem rayon. Sementara Pemerintah Kota Tanjungpinang sendiri belum mampu mendongkrak kualitas semua sekolah di Tanjungpinang.

"Sekarang sekolah pemerintah yang mengatur, jalur tidak mampu pemerintah yang nunjuk ke sekolah mana, jalur prestasi tingkat kota tidak bisa memilih sekolah. Jadi apa artinya berprestasi di kota sendiri? Toh yang diakui malah tingkat provinsi. Selain itu dengan sistem online ini, susah betul mau buka websitenya," ujar Hamdan.

Dia menilai, sistem PPDB ini juga rawan terjadinya permainan jika memang dilakukan "tersistem" seperti sekarang ini. Sementara itu, untuk mengawasi nilai siswa di website yang telah ditentukan wali murid selalu mengaku tidak bisa membukanya.

"Susah bukanya. Sudahlah susah, sering error pula," ujar Hamdan kesal.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, HZ Dadang AG, mengakui bahwa memang pendaftaran daring secara penuh belum dapat dilakukan di Tanjungpinang. Sistem daring yang digunakan hanya sesuai arahan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang menginginkan PPDB menggunakan sistem yang telah dibuat.

"Tapi ya tetap menggunakan manual juga, online saat ini belum bisa diakses, hanya bisa di sekolah yang dituju saja. Yang menjadi pilot project pendaftaran secara online yang bisa dibuka di semua wilayah itu hanya Bogor dan Pekanbaru saja," ujar Dadang.

Sedangkan terkait keluhan orang tua, Dadang menjamin tidak akan ada kebocoran dari sistem ini. Dia pun menjamin tidak akan ada yang berani bermain-main dengan pendaftaran sistem komputerisasi tersebut.

"Semua sudah tersistem, tidak ada permainan. Saya jamin. Jika pun ada, akan langsung kedapatan. Dan saya berjanji risikonya berat jika memang mereka (panitia PSB) melakukan pelanggaran," tegas Dadang. (*)

Editor: Roelan