Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemimpin G7 Desak Tindakan Nyata Atasi Perubahan Iklim
Oleh : Redaksi
Kamis | 11-06-2015 | 09:40 WIB
merkel-obama.jpg Honda-Batam
Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden AS Barack Obama dalam pertemuan para pemimpin G7, di Munich, Jerman. (Foto: VOA)

BATAMTODAY.COM - Para pemimpin KTT G7 mendesak "tindakan nyata dan segera" atas perubahan iklim. Presiden Amerika Barack Obama melihat ada kemajuan ke arah mencapai perjanjian global.

"Kami terus membuat kemajuan menuju tercapainya perjanjian yang kuat tentang perubahan iklim tahun ini di Paris. Semua negara anggota G7 kini mengedepankan target tahun 2020 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menyerukan kepada negara-negara penghasil emisi gas rumah kaca untuk melakukan hal serupa," papar Obama.

Para pemimpin G7 memastikan tujuan untuk mempertahankan suhu global agar tidak naik lebih dari dua derajat Celsius dibanding masa pra-industri. Beberapa pakar mengatakan hal ini akan mencegah dampak malapetaka dahsyat akibat perubahan iklim, seperti naiknya permukaan air laut, musim kering yang lebih parah dan badai.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan aturan-aturan yang mengikat tentang pengurangan emisi itu harus menjadi inti perjanjian iklim baru apapun.

Para pemimpin G7 juga memperbarui komitmen untuk memastikan tersedianya anggaran 100 milyar dolar per tahun, mulai tahun 2020,  guna membantu negara-negara berkembang menyesuaikan diri dengan perubahan iklim. Soal ini telah menjadi isu yang sulit disepakati karena negara berkembang berkeras negara-negara penghasil emisi gas rumah kaca yang seharusnya memikulapa yang mereka lakukan. 

Merkel mengatakan sangat penting bagi kita untuk menetapkan target ini sebelum konferensi perubahan iklim di Paris bulan Desember mendatang. Negara berkembang dan negara-negara kepulauan yang kecil akan sulit menerima perjanjian tersebut jika target itu tidak tercapai, tambahnya. Salah satu target dalam KTT G7 adalah tidak lagi digunakannya bahan bakar fosil pada akhir abad ini.

Ini merupakan sinyal kuat bagi para peserta pertemuan di Bonn, Jerman. Dalam minggu kedua ini, wakil-wakil dari hampir 200 negara menyusun perjanjian baru tentang perubahan iklim . Ini bukan tugas yang ringan, ujar Jennifer Morgan, Direktur Global Climate Program for the World Resources Institute. Ia berbicara melalui Skype.

"Ini soal membangun kepercayaan, memastikan bahwa setiap pihak tahu apa yang sedang terjadi dan merumuskan teks perjanjian tersebut. Semoga saja dalam beberapa hari mendatang hal ini akan berlangsung dengan cepat. Mereka masih punya banyak pekerjaan," ungkap Jennifer Morgan.

Morgan menambahkan, misalnya perjanjian itu harus menjelaskan tujuan G7 tentang pembatasan pemanasan dunia menjadi “tidak lebih dari dua derajat Celsius dibanding masa pra-industri”.

Morgan optimistis tentang perjanjian iklim baru tersebut, yang mendapat dukungan dari para pemimpin dunia.

Para perunding diperkirakan akan kembali mengadakan pertemuan dalam beberapa bulan mendatang untuk menyelesaikan naskah perjanjian tersebut.

Sumber: VOA