Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tiga ABG korban Trafficking Dipulangkan ke Papua
Oleh : Hendra Zaimi
Senin | 11-07-2011 | 19:30 WIB

BATAM, batamtoday - Tiga anak baru gede (ABG) korban trafficking asal Papua, Natalia (11), Rosalia (11) dan Rosalina (11) akhirnya dipulangkan ke kampung halaman mereka di Jayapura, setelah sebelumnya terlantar hampir selama 1,5 tahun di Batam. Pemulangan korban ke Papua hasil dari kerjasama Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Barelang , Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kepri dan Pemerintah Kabupaten Jayapura.

Ketiga korban trafficking ini terlantar di Batam setelah ditinggal kabur oleh pelaku Asri Lestari Kosasih yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Satreskrim Polresta Barelang. Selama di Batam, korban tinggal berpindah-pindah tempat mulai dari Teluk Mata Ikan, Sagulung dan Selat nenek di daerah Tanjung Batu.

Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Aries Andhi mengatakan ketiga korban awalnya dijanjikan akan disekolahkan ke Australia oleh seorang pelaku bernama Anjar Sumirah. Setelah mendapatkan izin dari pihak keluarga, korban dibawa pelaku ke Jakarta dan dipertemukan dengan pelaku Asri dan kemudian dibawa ke Batam.

"Kita masih mencari dimana keberadaan pelaku Asri, informasi terakhir pelaku berada di Malaysia," ujar Aries di ruang kerjanya, Senin, 10 Juli 2011.

Aries menambahkan, pengungkapan kasus ini berawal pada 16 Juni 2011 lalu Yayasan Miftahul Suhada tempat dimana ketiga korban ditampung di Batam meminta kepada unit PPA Polresta Barelang untuk dapat memberikan surat rekomendasi pengurusan akte kelahiran bagi para korban di Dinas Kependudukan Kota Batam.

"Setelah dilakukan kroscek di lapangan terdapat kejanggalan kalau ketiga ABG ini adalah korban trafficking," terang Aries.

Hasil penyelidikan diketahui ketiganya adalah korban trafficking, untuk menjaga keselamatan korban akhirnya ketiga diamankan pihak Satreskrim dan ditempatkan di Shelter Polresta Barelang sambil mencari jalan bagaimana memulangkan para korban. Setelah dilakukan koordianasi dengan KPAID Kepri akhirnya ditemukan keberadaan keluarga korban.