Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertumbuhan Ekonomi Kepri Melambat pada Triwulan I 2015
Oleh : Redaksi
Kamis | 04-06-2015 | 14:14 WIB
Gusti_Raisal_Eka_Putra,_Kepala_Bank_Indonesia_Provinsi_Kepri.jpg Honda-Batam
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Gusti Raizal Eka Putra.

BATAMTODAY.COM, Batam - Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 Kepri sebesar 7,14 persen (yoy), melambat dibanding triwulan IV 2014 sebesar 7,32 persen (yoy). Namun masih lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional sebesar 4,71 persen (yoy) dan kawasan Sumatera sebesar 3,53 persen (yoy).

"Pada triwulan I 2015, pertumbuhan Kepri ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan net ekspor," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Gusti Raizal Eka Putra di Restoran Sanur, Batam Centre, Kamis (4/6/2015).

Ia melanjutkan, dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan I 2015 dipengaruhi perlambatan realisasi investasi dan konsumsi pemerintah yang masih terbatas di awal tahun.

Investasi dan konsumsi pemerintah tumbuh melambat sebesar 3,82 persen (yoy) dan 3,13% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,94 persen (yoy) dan 7,71 persen (yoy). Perlambatan investasi dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang belum pulih sehingga investor maupun pengusaha masih wait and see yang tercermin dari perlambatan penanaman modal asing (PMA) dan penyaluran kredit investasi pada periode laporan.

"Namun kinerja konsumsi rumah tangga dan kinerja net ekspor masih tumbuh menguat sebesar 7,82 persen (yoy) dan 22,34 persen (yoy) dengan masing-masing andil pertumbuhan sebesar 2,82 persen (yoy) dan 4,33 persen (yoy)," terang Gusti.

Dari sisi lapangan usaha, terjadi perlambatan kinerja sektor utama industri pengolahan (7,36 persen), sektor perdagangan (12,71 persen) dan sektor pertambangan dan penggalian (5,37 persen) menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Industri pengolahan tumbuh melambat dipengaruhi masih belum membaiknya permintaan global.

"Sementara menurunnya jumlah wisman (periode low season) pada triwulan laporan serta minimnya event berskala besar menjadi faktor perlambatan pertumbuhan sektor perdagangan," ungkapnya.

Sedangkan Triwulan I, Kepri mencatatkan deflasi 0,64% (qtq) yang disumbang oleh kelompok volatile food dan kelompok administered price. Deflasi pada kelompok volatile food sebesar 3,07 persen (qtq) yang dipengaruhi oleh menurunnya permintaan seiring berlalunya momen Natal dan Tahun Baru, melimpahnya pasokan (musim panen raya) serta terjaganya kelancaran distribusi barang.

Selain itu, penyesuaian harga bahan bakar yang dipengaruhi oleh pelemahan harga minyak dunia mendorong deflasi kelompok administered price sebesar 4,72 persen (qtq).

"Sebaliknya kelompok inti mencatatkan inflasi sebesar 1,68 persen (qtq) namun dengan laju yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya sebesar 1,95 persen (yoy)," tutur Gusti.

Editor: Dodo