Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Optimalisasi Potensi Kelautan Indonesia Delapan Kali APBN 2014
Oleh : Redaksi
Senin | 01-06-2015 | 15:28 WIB
basin.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/ESDM.

BATAMTODAY.COM, Cirebon - Optimalisasi wilayah maritim Indonesia diyakini akan mampu memberikan nilai ekonomi sampai US$1,2 triliun per tahun atau tambahan 1,2 kali PDB pada saat ini atau 8 kali nilai APBN 2014. Selain itu, sumber daya alam laut yang dimiliki Indonesia terdapat potensi energi dan sumber daya mineral yang besar, termasuk di dalamnya adalah minyak dan gas, mineral, serta energi baru terbarukan.

"Dari berbagai potensi energi tersebut, salah satu yang dapat dikembangkan adalah energi baru terbarukan yang bersumber dari arus laut, pasang surut, gelombang dan perbedaan temperatur air laut," kata Menteri Energi Sumber daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, saat peluncuran peringatan Hari Nusantara ke-15 tahun 2015 yang berlangsung di Pelabuhan Nelayan Nusantara Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat, Senin (1/6/2015).

Sudirman menambahkan, dengan pengelolaan potensi yang ada tersebut akan dapat mendukung pencapaian bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.

"Saat ini, energi baru terbarukan harus dijadikan sebagai energi utama. Di sisi lain, kementerian juga akan fokus terhadap potensi wilayah pesisir, seperti lahan dan penataan ruang yang aman, serta layak dari potensi bencana alam," kata Sudirman, melalui rilis Kementerian ESDM.

Pada saat peluncuran Peringatan Hari Nusantara tersebut, beberapa kegiatan yang dicanangkan untuk dilakukan sepanjang tahun 2015 adalah kegiatan pameran dan seminar pada sembilan perguruan tinggi berbasis kemaritiman, di mulai dari timur dan berakhir di barat Indonesia.

Kesembilan perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Papua (Manokwari) untuk wilayah Papua, Universitas Nusa Cendana (Kupang) untuk wilayah Nusa Tenggara, Universitas Hasanuddin (Makassar) untuk wilayah Sulawesi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Surabaya) untuk wilayah Jawa, Universitas Tanjung Pura (Pontianak) untuk wilayah Kalimantan serta Universitas Maritim Raja Ali Haji (Tanjungpinang), Universitas Andalas (Padang), Universitas Sumatera Utara (Medan) dan Universitas Syiah Kuala (Banda Aceh). (*)

Editor: Roelan