Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengrajin Batu Akik di Batam Ini Bisa Raup Jutaan Rupiah dalam Sehari
Oleh : Hadli
Senin | 18-05-2015 | 08:13 WIB
pengrajin_akik_batam.jpg Honda-Batam
Rizky (mengenakan masker merah), Yudi (masker hitam) dan pelanggannya, Pak Daeng. (Foto: Hadli/ABATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Siapa yang tak menyukai batu akik atau batu mulia? Mulai dari kalangan orang tua hingga anak muda, ambil bagian dalam tren Nusantara satu ini. Bahkan ada juga kalangan ibu-ibu juga ikut terkena "wabah" batu akik, dan ikut-ikutan mengoleksi.

Batu akik yang sedang mewabah ini mendatangkan rezeki tersendiri bagi para pengasah batu akik ini. Bahkan, tidak sedikit juga yang beralih profesi menjadi pengasah batu akik karena hasilnya yang menjanjikan.

Seperti yang dilakukan oleh Rizky, yang biasa disapa Gondrong. Dalam sehari ini bisa mendapatkan ratusan ribu hingga jutaan rupiah dari penghasilan membuat batu cincin dan liontin dengan biaya paling besar untuk satu batu sebesar Rp35 ribu.

"Sehari bisa 20-30 lebih batu yang saya asah. Permintaan pun beragam, dari ukuran kecil, sedang hingga jumbo. Tergantung kemauan pelanggan, seperti apa batu miliknya ingin diasah," kata pria berambut panjang mengenakan masker merah ini.

Ia tidak sendirian. Bersama rekannya, Yudi, ia mengasah batu di tempat kios saudaranya, "Anugrah Permata" yang berada di Kios Family Dream, samping perumahan Cikisu, Batam Center.

Penghasilan yang cukup fantastis dari mengasah batu yang dihasilkan puluhan juta per bulan, setimpal dengan karya yang dikerjakannya. Sebelum menjadi batu cincin, bongkahan itu dibentuk terlebih dahulu sesuai pesanan.

Setelah bententuk seukuran yang dikehendaki pemesan, batu yang masih kasar itu kembali diasah untuk dihaluskan. Prosesnya memang cukup panjang, karena dalam masa itu batu tersebut belum mengkilap. Untuk mengilaukan batu hingga cantik, batu tadi kembali diasah dengan mesin yang berbeda mengunakan amplas.

Mulai dari ukuran 240, 600, 1200, 2000 sampai amplas terhalus ukuran 5000. Selanjutnya batu tersebut diasah lagi menggunakan kain yang telah disiram obat.

"Terakhir batu diasah menggunakan kertas bercampur serbuk intan secara manual. Barulah batu ngejreng seperti batu bacan obi ungu ini," kata Yudi, mantan pekerja galangan kapal ini sembari menunjukkan hasil asahannya. (*)

Editor: Roelan