Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ribuan Mahasiswa GICI Business School Batam Kecewa, Prodi S1 Ternyata Tak Berizin
Oleh : Gabriel P Sara
Selasa | 12-05-2015 | 19:03 WIB
Kasus GICI.jpg Honda-Batam
Ganefri, dari Kopertis Wilayah X, usai pertemuan dengan pihak kampus dan mahasiswa saat menjumpai Kapolsek Batuaji, Kompol Zaenal Arifin. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ribuan mahasiswa manajemen bisnis yang kuliah di GICI Business School Batam kecewa. Mahasiswa menuntut pihak kampus untuk melakukan sertifikasi dan legalitas program studi S1 Manajemen Bisnis seperti yang sudah dijanjikan sejak awal.

Menurut mahasiswa, sejak awal kuliah, perguruan tinggi yang biasa dikenal dengan sebutan "Kampus GICI" itu sudah menjanjikan akan melegalitaskan S1. Namun kenyataannya, sampai sekarang janji yang dikeluarkan oleh pihak kampus tersebut tidak terlaksana dan hanya mengumbar janji-janji semata.

Parahnya lagi, saat pertemuan yang digelar di Kampus GICI yang terletak di komplek Ruko Batuaji Center, Simpang Basecamp Batuaji, bersama Koodinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah X, Selasa (12/5/2015), pihak kampus tidak mengakui kalau sudah menjanjikan akan melaegalitaskan gelar sarjananya.

"Gimana dengan nasib kami? Sejak awal katanya S1 akan dilegalitaskan, tapi nyatanya sampai sekarang tidak ada terlaksana. Yang lebih parahnya lagi pertemuan tadi saja pihak kampus tidak mengakui adanya S1 yang sudah dijanjikan itu. Terus nanti ribuan mahasiswa ini seperti apa nasibnya? Yang mareka akui itu hanya D3 saja. Kan aneh," keluh Andri Agus, mahasiswa Prodi Manajemen Bisnis, usai pertemuan tersebut, Selasa sore.

Dia menuturkan, tidak diakui adanya sarjana S1 oleh pihak kampus tersebut karena terkendala dengan pengurusan izin.

"Sejak awal kan pihak kampus menjanjikan akan mengurus agar ada S1 di kampus ini. Jadi, bukan hanya D3 saja. Kalau seperti ini nantinya nasib kita gimana? Tadi saja saat rapat, pihak kampus tidak mengakui juga akan melegalitaskan sarjana S1 ini," keluhnya.

"Alasannya izin masih diurus. Kami kecewa, solusi yang diberikan Kopertis tidak ada. Kopertis tidak memikirkan nasib mahasiswa yang menjadi korban. Kami ingin S1 diakui karena kami sudah sama dengan mahasiswa kampus lainnya. Dijanjikan S1 tapi hanya janji-janji saja. Tiap tahunnya saja kami bayar Rp6 juta ke kampus ini, tapi masih juga seperti ini. Dimana nasib kami?" keluhnya lagi.

Dengan tidak ditanggapi keluh kesah yang disampaikan ribuan mahasiswa tersebut, mereka berencana membuat 2.000 ribu surat untuk dikirim langsung ke Presiden RI, Joko Widodo. "Kami akan kirimkan surat masalah ini ke Presiden Jokowi. Semua mahasiswa akan buat surat, lengkap dengan tanda tangannya," ujarnya.

Sementara Ganefri, dari Kopertis Wilayah X, usai pertemuan dengan pihak universitas dan mahasiswa tersebut mengatakan, tujuan pertemuan itu untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa bahwa di kampus GICI sendiri yang ada izinya itu hanya D3 saja. Sedangkan untuk S1 tidak ada.

"Yang ada (izinnya) hanya D3 saja. Kalau S1 itu tidak ada. Kalau mahasiswa nanti ingin melanjutkan S1, ya terpaksa mareka harus melanjutkan dan mentransfer ke universitas lain yang sudah jelas legalitasnya. Kalau GICI sendiri sampai saat ini hanya keluarkan ijazah D3 saja," jelas Ganefri.

Pihak kampus, kata Ganefri, menyatakan tidak pernah menjanjikan untuk melegalitaskan sarjana S1. "Tidak ada janji sebelumnya. Yang sepengetahuan saya dan yang mempunyai ijin itu hanya D3 saja. Nggak ada S1," terangnya.

Sementara itu, pihak GICI tidak ada yang mau berkomentar. Selama pertemuan itu, personel dari Polsek Sagulung dan Polsek Batuaji mengawal ketat pertemuan mahasiswa dan Kopertis karena diisukan akan ada aksi demo besar-besaran. (*)

Editor: Roelan