Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Outsourcing Disebut sebagai Cara ConocoPhillips Rekrut Pekerja Tempatan
Oleh : Nursali
Senin | 11-05-2015 | 21:08 WIB
ConocoPhillips Matak-Base.jpg Honda-Batam
ConocoPhillips Matak Base. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) dan outsourcing disebut-sebut sebagai cara yang sering kali digunakan oleh ConocoPhillips dalam merekrut pekerja tempatan. Para pekerja tempatan ini direkrut melalui subkon berbagai perusahaan di bawah naungan perusahaan migas asal AS tersebut dengan masa kontrak yang bervariasi.

Seperti yang dialami oleh Kandi Ahmad dan Abdul Manab, warga asli Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, ini terpaksa harus menerima perihnya penghentian kontrak kerja yang dilakukan secara sepihak oleh 'raja' perusahaan migas dengan alasan efisiensi. Masa kerja yang sudah puluhan tahun sama sekali tak jadi bahan pertimbangan. (Baca: Miris, 36 Tahun Bekerja di ConocoPhillips Hanya Berstatus Karyawan Kontrak).

"Kan biadab namanya tu. Itu kejam, kan," kata Kandi, warga Desa Payalaman, Kecamatan Palmatak, kepada BATAMTODAY.COM di kediamannya, Senin (11/5/2015).

Kandi menuturkan, "trik bermain aman" seperti ini diakuinya pernah ia alami. Namun pada tahun sebelum-sebelumnya, kontrak kerja tersebut langsung diperpanjang kembali dengan perusahaan yang berbeda. Mulai dari PT Angkup, PT Patradian, PT Sumber Sarana Sejahtera, PT Herun Permata Abadi, PT Supraco Indonesia, hingga PT Istech.

Namun, pengalaman kerja di berbagai macam subkon perusahaan migas multinasional ini tak menjamin masa depan bagi pekerja tempatan. Berharap diangkat sebagai karyawan tetap pun jauh panggang dari api. Mereka ini tetap saja bekerja sebagai helper (pembantu) meskipun ditempatkan di rig (wahana eksplorasi minyak di tengah laut).

Alasan turunnya harga minyak dunia pun seolah dijadikan momen yang tepat untuk memangkas pekerja tempatan, sehingga kontrak kerja 17 karyawan tempatan diakhiri secara sepihak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

"Baru kali inilah alasan mereka untuk memecat buruh sini (tempatan). Sebelum-sebelumnya alasan mereka tidak pernah berhasil untuk mengurangi buruh tempatan," kata Manab di Desa Ladan, Kecamatan Palmatak.

Seperti Kandi, pria kelahiran tahun 1960 ini juga mengakui, di usianya yang tak lagi produktif, tak mungkin baginya mendapatkan status karyawan tetap di perusahaan raksasa tersebut. Namun meskipun demikian ia mengatakan masih memiliki beberapa tahun lagi menjelang pensiunnya sebagai buruh.

"Saya masih punya tiga tahun lagi untuk pensiun. Pada waktu kontrak dihabiskan pun saya masih punya waktu beberapa bulan lagi," kata Kandi.

Alasan harga minyak dunia yang mengalami kenaikan dan upaya perusahaan dalam melakukan penghematan menurutnya tidaklah tepat. Sebab, tiap tahunnya sejak perusahaan tersebut mulai beroperasi di Kabupaten Kepulauan Anambas, selalu memberikan bonus tahunan kepada seluruh karyawan dan buruh.

"Kalau perusahaan rugi, ngapain mereka (ConocoPhilips, Red) memberikan bonus akhir tahunnya ke semua karyawan? Tentu Conoco tidak akan pernah memberikan bonus jika rugi," ujarnya. (*)

Editor: Roelan