Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Uji Coba Vaksin 'Virus' Malaria Tunjukkan Hasil Positif
Oleh : Redaksi
Sabtu | 09-05-2015 | 11:09 WIB
ilustrasi_nyamuk_malaria.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - UJI coba terhadap vaksin 'virus' malaria untuk menangkal jenis parasit paling berbahaya yang menjadi penyebab penyakit ini menunjukkan beberapa hasil awal yang positif. Vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford Inggris, menunjukkan efektivitas mencapai 67 persen ketika diuji coba yang dilakukan terhadap 121 laki-laki di Kenya.

Hasil yang menggembirakan para peneliti ini telah dicatat sebagai dua vaksin malaria yang ditemukan selama 20 tahun penelitian. Sejumlah percobaan vaksin yang berbeda menunjukkan hasil yang lebih maju dan berhasil dengan baik ketika diuji coba terhadap anak-anak.

Data menyebutkan sekitar 1.300 anak-anak di wilayah gurun Sahara Afrika meninggal setiap hari akibat virus malaria. Para ilmuwan berupaya mencari vaksin untuk melindungi orang yang paling berisiko terkena penyakit ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kasus Malaria mencapai 198 juta pada 2013 dan sekitar 584.000 kematian berhubungan dengan penyakit itu. Para peneliti membutuhkan waktu lebih dari dua dekade untuk mendapatkan perkembangan dalam riset, karena sifat parasit yang menular ke manusia melalui gigitan nyamuk tersebut.

Malaria disebabkan oleh empat virus, tetapi belum diketahui apakah vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dapat melindungi semua parasit Plasmodium falciparum atau hanya satu saja.

Dalam uji coba di Oxford para ilmuwan menggunakan dua virus – salah satunya merupakan virus simpanse – untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar memproduksi sel-sel yang dapat melawan malaria.

Vaksin ini merupakan tipe baru yang dikembangkan dari "vektor virus" untuk melawan parasit dalam hati, seperti dipublikasikan di jurnal Science Translational Medicine. Peneiliti memeriksa partisipan setiap delapan minggu dan menemukan vaksi ini telah mengurangi risiko malaria pada duapertiga dari mereka.

Profesor Adrian Hill, Direktur Jenner Institute di University of Oxford, mengatakan: "Tingkat kemanjuran yang besar dalam uji coba lapangan pertama mendorong, upaya pengujian lebih lanjut pada anak-anak dan bayi yang paling membutuhkan vaksin malaria."

Tetapi dalam penelitian tersebut ditemukan tingkat penularan malaria menjadi "tiba-tiba rendah" selama masa percobaan vaksin, sehingga sulit untuk mengetahui kinerja vaksin jika risiko malaria sangat tinggi.

Para peneliti Oxford saat ini sedang menguji keamanan vaksin pada anak-anak dan bayi di Burkina Faso. Chris Drakeley, profesor bidang infeksi dan kekebalan dan Direktur Pusat Malaria London School of Hygiene and Tropical Medicine, terlibat dalam menyusun data dari uji klinis akhir vaksin malaria lainnya pada anak-anak, yang diterbitkan baru-baru ini.

Drakeley mengatakan, hasil uji coba vaksin Oxford itu sangat positif, tetapi masih butuh waktu panjang. "Penelitian itu dilakukan pada sekelompok orang dewasa, padahal yang menderita penyakit itu sebenarnya anak-anak," katanya.

"Kami juga menemukan tingkat perlindungan tinggi pada orang dewasa dalam uji coba tahap awal."
Dia menambahkan: "Tidak ada satu solusi untuk semua pasien. Kita perlu berbagai macam pendekatan, dan negara-negara yang memerangi malaria membutuhkan kotak peralatan dengan beberapa pilihan untuk melawan penyakit itu."

Kelambu anti-nyamuk, insektisida dan tindakan pengendalian malaria lainnya juga bermain peran penting dalam mengurangi beban penyakit. (*)

Sumber: BBC