Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Belasan Karyawan PT Supraco Indonesia Tolak Solusi ConocoPhillips
Oleh : Nursali
Kamis | 30-04-2015 | 09:05 WIB
conocophillips_indonesia_-_kantor.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Sebanyak 17 karyawan PT Supraco Indonesia menolak keputusan ConocoPhillips, yang menaungi perusahaan migas tersebut, yang akan memberikan program pendampingan kemitraan setelah kontrak kerja mereka diakhiri per 30 April 2015. Para karyawan yang merupakan warga lokal Kepulauan Anambas itu menilai, keputusan ConocoPhillips tak memberikan solusi terbaik.

Dalam pertemuan antara pihak perusahaan dengan para karyawan yang didampingi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI), instansi pemerintah dan tokoh masyarakat, di gedung Training Center Palmatak, Rabu (29/4/2015), ConocoPhillips sempat memberikan tawaran kepada 17 orang karyawan lokal yang bekerja di PT Supraco Indonesia berupa pemberian modal usaha serta pendampingan pelatihan keterampilan bagi yang ingin membuka usaha baru.

Namun, menurut karyawan, keputusan itu justru mengalihkan substansi permasalahan yang ada. Selain itu, alasan ConocoPhillips yang mengurangi karyawannya untuk melakukan penghematan dikarenakan harga minyak dunia yang tengah turun, sangat tidak logis karena masih banyak alternatif lain yang lebih efisien.

Tokoh masyarakat yang hadir juga membela sikap karyawan. "Tidak harus mereka yang menjadi korban," kata Muslim, salah satu tokoh masyarakat Palmatak yang hadir pada pertemuan tersebut.

Dia mencontohkan, para pekerja yang sengaja didatangkan dari Jakarta dan memiliki kemampuan bekerja setara dengan pekerja lokal malah mendapat fasilitas khusus dari perusahaan daripada pekerja lokal. "Penginapan, transportasi, bagi karyawan yang kemampuan kerjanya sama dengan pekerja lokal. Itu yang harusnya dikurangi," terang Muslim.

Sementara, imbuhnya, karyawan lokal tidak membutuhkan transportasi pesawat Palmatak-Jakarta, serta penginapan seperti yang dinikmati oleh karyawan luar daerah.

Menurut Muslim, karyawan lokal tidak membutuhkan penginapan karena mereka pulang ke rumah sendiri, dan mereka tidak memerlukan pesawat karena rumah mereka dekat dengan lokasi kerja yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. "Saya minta manajemen perusahaan mempertimbangkan kembalilah," pintanya.

ConocoPhillips sendiri  bersikukuh mengakhiri kontrak kerja belasan karyawan lokal itu.

Kendati demikian, pihak ConocoPhillips masih memberikan kesempatan kepada belasan karyawan tersebut untuk melanjutkan usaha secara wiraswasta. "Untuk yang 17 orang ini, jika ingin membuka usaha atau kelompok nelayan bersama, akan kita fikirkan lagi dengan tim kami," kata Joang Laksanto, Vice President Development and Relation Conoco Philips Indonesia.

Sebagai bentuk kepedulian, ConocoPhilips menawarkan program pendampingan berupa pelatihan keterampilan serta bantuan permodalan untuk membekali karyawan yang ingin merintis usaha baru. (*)

Editor: Roelan