Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Munas II Aksonas Digelar di Batam

Industri Jasa Konstruksi di Indonesia Masih Didominasi Pengusaha Asing
Oleh : Romi Chandra
Senin | 27-04-2015 | 14:12 WIB
jasa_konstruksi.jpg Honda-Batam
Ilustrasi. Sektor jasa konstruksi di Indonesia masih didominasi pengusaha asing.

BATAMTODAY.COM, Batam - Perkembangan usaha jasa kontruksi di Indonesia saat ini masih didominasi oleh pengusaha asing. Kondisi tersebut menandakan persaingan pengusaha lokal masih kalah dan harus dilakukan peningkatan, sehingga bisa bersaing dalam negeri sendiri maupun di Asean dan Asia secara umum.

Terdata, sekitar 128 ribu pengusaha lokal yang bergerak di jasa kontruksi, didominasi oleh pengusaha kecil sekitar 83 persennya. Sedangkan pengusaha kelas menengah 8 persen dan kelas atas hanya 9 persen.

"Kondisi ini menggambarkan kalau kita belum bisa bersaing dengan negara lain karena masih didominasi pengusaha kecil," kata Rahmatullah, Ketua Umum DPP Askonas, usai pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) II Asosiasi Kontraktor Nasional (Aksonas) yang berlangsung di Hotel Harmoni Batam, Senin (27/4/2015).

Dari Munas yang yang diikuti 31 provinsi dan berlangsung sejak Minggu (26/4/2015) kemarin, dihasilkan berbagai rekomendasi yang akan diusulkan ke pemerintah pusat untuk memajukan usaha jasa kontruksi yang digeluti oleh pengusaha lokal. Hal itu dilakukan guna menghadapi persaiangan pasar ASEAN dan Asia pada 2015 ini dan 2016 nanti.

Beberapa rekomendasi yang dihasilkan, diantaranya, agar pemerintah membentuk UU badan usaha jasa kontruksi Asing yang masuk ke Indonesia, agar persaingan bisa dilakukan ecara sinergis. "Kita tidak bisa menghindari perusahaan asing masuk ke dunia kontrusi di negeri kita. Karena itu, kita harus bisa menciptakan pola kemitraan dan perusahaan asing bisa bekerjasama dengan perusahaan lokal. Kita merekomendasikan agar hal itu diatur dalam UU," terangnya.

Selain itu, untuk menghadapi persaingan pasar di ASEAN dan Asia, perlu dilakukan peningkatan pelaku usaha kontruksi kecil sekurang-kurangnya menjadi pelaku usaha kontruksi menengah. Dengan demikian, kemajuan dalam sektor pembangunan infrastruktur akan lebih baik. "Masih banyak lagi rekomendasi yang akan kita sampaikan ke pusat. Semuanya itu bertujuan unuk memajukan usaha jasa kontruksi yang digekuti pegusaha lokal," tuturnya.

Menyambut persaingan pasar di ASEAN dan Asia itu lanjutnya, mau tidak mau Indonesia harus siap, meski banyak persiapan yang belum matang. "Ini tentunya akan menjadi pelajaran agar lebih baik lagi kedepannya. Intinya, kita ingin pengusaha lokal bisa bersaing sehat dengan pengusaha asing yang masuk ke Indonesia. Untuk Kepri sendiri selaku pelaksana Munas kali ini, para pengusaha kontruksinya diharapkan mampu bersinergi, karena akan menjadi tolak ukur sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga," tambahnya.

Kepala Pusat Pembinaan Usaha dan Kelembagaan Dirjen Bina Kontruksi Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Yaya Supriyatna, mengatakan, Indonesia berada pada deretan keempat menjadi pangsa pasar kontruksi di Indonesia. Namun pengusaha lokalnya belum mampu mengusai pangsa pasarnya.

"Peran kita sebagai pemerintah, akan membuat kebijakan untuk pengusaha asing, agar mereka tidak seenaknya di negara kita. Indonesia menjadi pasar utama di Asia dan itu harus dipertahankan. Pengusaha asing yang datang ke Indonesia harus bisa bekerjsama dengan pengusaha lokal dan pemerintahnya," tegas Yaya.

Ia juga berharap, Munas kali ini bisa menjadi ajang berbagi informasi untuk kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh setiap daerah serta mencari solusi yang terbaik. "Selain itu, diharapkan Munas ini bisa menyatukan pemahaman dengan pemerintah di sektor jasa kontruksi, agar semua bisa bersinergi dan lebih baik," pungkasnya.

Editor: Dodo