Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nah, Orang yang Bercerai Lebih Berisiko Kena Serangan Jantung
Oleh : Redaksi
Kamis | 16-04-2015 | 08:01 WIB
ilustrasi_perceraian_pria_wanita.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - TUHAN tak melarang perceraian, tapi dibenci-Nya, begitu menurut ajaran agama. Namun secara kesehatan, risiko perceraian tak lebih kepada dampak psikologis.

Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, orang-orang yang bercerai cenderung lebih berisiko mengalami serangan jantung dibanding teman-teman mereka yang memilih untuk tetap menikah.
Temuan tersebut didapatkan sekelompok ilmuwan di Universitas Duke setelah menganalisa sekitar 15.827 orang yang bercerai antara 1992 dan 2010.

Dari para responden tersebut, para peneliti mendapatkan fakta bahwa perempuan yang pernah bercerai sekali berisiko terkena serangan jantung lebih tinggi 24 persen ketimbang perempuan yang menikah. Bagi perempuan yang bercerai beberapa kali, kemungkinan terkena serangan jantung melonjak hingga 77 persen.

Adapun risiko serangan jantung bagi pria yang sekali bercerai mencapai 10 persen lebih tinggi dari pria yang menikah. Sedangkan pria yang beberapa kali bercerai risikonya melonjak sampai 30 persen.

Analisis lebih jauh mengenai temuan tersebut dikemukakan Profesor Linda George, salah satu anggota tim peneliti. Menurutnya, menikah lagi berdampak besar untuk pria yang bercerai. Namun, efek tindakan itu tidak seberapa besar untuk perempuan yang bercerai.

"Mereka (kaum pria) lebih nyaman menikah daripada tidak menikah dan berupaya cocok dengan perempuan lain sebagai pasangan mereka. Di sisi lain, pernikahan pertama adalah pelindung bagi para perempuan dan setelah itu tidak pasti,” kata Profesor Linda George.

Meski demikian, penelitian yang dipublikasikan jurnal ilmiah Circulation itu tidak bisa menentukan secara pasti penyebab risiko serangan jantung lebih tinggi pada pria dan perempuan yang bercerai.
Profesor Linda George kemudian mengemukakan argumentasinya.

"Saya berspekulasi secara ilmiah. Kita tahu bahwa tekanan psikologis berdampak pada sistem kekebalan tubuh, peradangan, dan peningkatan stres. Fungsi kekebalan akan memburuk dan jika itu terus terjadi selama bertahun-tahun, maka akan berdampak banyak secara psikis,” ujarnya.

Meski obat-obatan dapat mengurangi sejumlah risiko yang disebabkan oleh penyakit darah tinggi, rasa sakit karena perceraian belum ada jalan keluarnya. Para peneliti merekomendasikan dukungan dari teman-teman.

Profesor Jeremy Pearson dari British Heart Foundation menyatakan kesehatan mental dapat mempengaruhi kesehatan jantung manusia. Walau begitu, menurutnya, dibutuhkan bukti-bukti lebih lanjut sebelum perceraian bisa dianggap sebagai faktor risiko signifikan yang bisa menyebabkan serangan jantung. (*)

Sumber: BBC