Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga BBM Naik, Omset Pedagang Daging dan Ayam di Tanjungpinang Anjlok
Oleh : Habibi
Rabu | 15-04-2015 | 08:47 WIB
daging-sapi-aviari.gif Honda-Batam
Penjual daging. (Foto dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Sejumlah pedagang ayam potong dan daging di Tanjungpinang mengaku omset mereka turun setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurut pedagang, kenaikan BBM telah menurunkan daya beli masyarakat.

"Biasanya kami habis 100 kg per hari. Namun beberapa hari terakhir minat pembeli berkurang. Untuk habiskan 30 kg saja susah dalam sehari," kata Joni, pedagang ayam Pasar Baru Kota Tanjungpinang.

Padahal, kata Joni, harga yang dipatoknya merupakan harga biasa yaitu Rp30 ribu per kg. Bahkan, imbuhnya, itu tersebut sama dengan harga sebelum kenaikan BBM.

Kondisi yang sama juga dialami penjual daging. Menurut mereka, permintaan terhadap daging merosot dibanding sebelum kenaikan BBM. Padahal, kenaikan harga daging hanya Rp1.000 per kg, yaitu dari Rp84 ribu menjadi Rp85 ribu perkilonya. Namun masih saja kurang laku.

Hal tersebut pun diakui oleh koordinator harga pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tanjungpinang, Roni Pasla, bahwa, kenaikan harga beberapa bahan pokok memang dipengaruhi kenaikan BBM. Dan hal tersebut juga mendoktrin masyarakat bahwa sembako naik, padahal kenaikan hanya Rp1.000.

"Sepinya pembeli karena doktrin bahwa BBM naik, sembako pasti naik. Jadi, ada keengganan untuk membeli, padahal mereka belum tahu berapa kenaikannya," jelas Roni.

Meskipun demikian, Roni menegaskan bahwa kenaikan BBM tidak melulu menaikkan harga sembako. "Tidak semuanya. Terbukti harga telur masih stabil kisaran Rp1.000 sampai Rp1.200 per butir. Cabe merah justru turun dari Rp30 ribu menjadi Rp28 ribu per kg. Diikuti cabe hijau dari Rp20 ribu jadi Rp18 ribu per kg," ujarnya.

Namun, cabe rawit  mengalami kenaikan dari Rp24 ribu jadi Rp25 ribu per kg. Roni mengatakan, kenaikan itu pun dikarenakan pasokan cabe rawit ke Tanjungpinang menipis.

"Untuk komoditi sayuran, yang mengalami penurunan hanya timun dari Rp5.000 menjadi Rp4.000 per kg, sementara wortel naik dari Rp13 ribu jadi Rp12 ribu per kg, serta sawi dari Rp10 ribu jadi Rp12 ribu," paparnya.

Sementara harga ikan, secara bervariasi juga mengalami kenaikan mulai dari ikan selar, ikan merah dan sotong yang rata-rata sesuai ukuran masing-masing komoditi. (*)

Editor: Roelan