Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menelisik Aktivitas Gelper di Kota Batam
Oleh : Gokli
Selasa | 07-04-2015 | 13:09 WIB
gelper_cinderella_gerebek.jpg Honda-Batam
Gelper Cinderella di Nagoya Hill yang digerebek polisi beberapa waktu lalu.

BATAMTODAY.COM, Batam - Gelanggang permainan elektronik (gelper) yang kembali marak di Kota Batam, ternyata tak jauh beda dengan sebelumnya. Jenis mesin yang dioperasikan juga sama dengan barang bukti hasil sitaan Polisi dalam penggerebekan beberapa saat lalu.

Tempat yang selalu dikunjungi orang dewasa untuk mengadu keberuntungan itu sempat vakum beberapa bulan. Sekarang gelper itu kembali dioperasikan di daerah Batuaji, Sagulung, Sekupang dan Nagoya, dengan jumlah mencapai 31 titik.

Pengusaha gelper yang sekarang dengan yang dulu juga masih sama, maklum mereka sepertinya kebal hukum karena saat dilakukan pengerebekan, tak satu orang pun pemilik yang dijadikan tersangka. Bedanya, pengusaha gelper yang dulu mengantongi 'surat sakti' dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batam dan sekarang mengantongi surat sejenis dari Badan Penanaman Modal - Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPM-PTSP) Kota Batam.

Modus permainan di tempat mengadu keberuntungan itu juga tampak sama, pemain tinggal menukarkan uang dengan koin, semua mesin bisa dioperasikan. Proses menukar uang dengan koin juga sangat mudah, karena wasit sudah standby di samping mesin yang mereka jaga.

Mengoperasikan mesin gelper itu juga gampang, tak perlu ada keahlian khusus, pemain tinggal menekan tombol yang sudah tersedia di mesin-mesin itu. Pemain tinggal menunggu keberuntungan, agar jumlah koin yang dimasukkan ke dalam mesin itu bisa bertambah atau sebaliknya akan habis jika keberuntungan belum berpihak.

Pemain yang beruntung melipat gandakan nilai koin, tinggal memilih tombol cancel atau tetap mengoperasikan mesin-mesin itu. Jika memilih cancel, koin di dalam mesin akan keluar berbarengan dengan kertas kupon.

Nah, dalam hal cancel ada sedikit perbedaan dengan gelper yang dulu digerebek aparat penegak hukum di Batam. Kala itu, kertas kupon tidak ada, pemain tinggal menukarkan koin dengan voucher pulsa GSM nominal 100 ribu dan sekarang kupun yang ditukarkan bisa dengan voucher pulsa atau dengan rokok.

Tak berhenti di situ saja, voucher pulsa dan rokok itu ternyata bisa ditukar lagi dengan uang. Pemain tinggal bergeser ke toilet atau satu ruangan khusus yang disediakan pemilik, untuk menukar voucher pulsa atau rokok dengan uang. (Baca: Tukar Voucher dengan Uang di Toilet, Gelper Cinderella di Nagoya Hill Digerebek Polisi)

Modus yang digunakan itu ternyata bagi pihak Kepolisian ternyata masuk sebagai unsur perjudian. Hal ini terbukti, setelah beberapa hari lalu atau tepatnya Senin (30/3/2015) sekitar pukul 21.30 WIB, jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepri menggerebek Gelper Cinderella di ruko Nagoya Hill blok X nomor 11.

Bahkan, dari 21 orang yang diamankan Ditreskrimum Polda Kepri, tiga orang diantaranya ditetapkan sebagai tersangka. Lagi-lagi, pemilik inisial Ab tak tersentuh, kendati tiga orang karyawan yang ditetapkan tersangka itu terbukti bersalah.

Menyikapi maraknya gelper saat ini, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Batam, Tongku April menyampaikan, pihaknya mengapresiasi tindakan Polisi yang sudah menggerebek satu titik gelper. Tetapi, kata dia, penindakan yang dilakukan Polisi masih tebang pilih.

"Kami apresiasi tindakan Polisi yang baru menggerebek Gelper Ciderella. Tapi gelper yang lain bagaimana, harusnya tak boleh tebang pilih, modusnya semua sama saja," kata dia, Selasa (7/4/2015) siang, saat dimintai tanggapannya soal maraknya gelper di Kota Batam.

Masih kata pria yang duduk di bangku semester tujuh Fakultas Hukum UNRIKA itu, dari sekian banyak gelper yang beroperasi di Kota Batam, yang murni sebagai tempat bermain anak dan keluarga bahkan sulit ditemukan. Hampir semua yang saat ini beroperasi bisa dikatakan sebagai tempat permainan orang dewasa.

"Ada lucunya juga gelper di Batam ini. Katanya permainan anak-anak, tapi pemainnya orang dewasa semua, yang berharap keberuntungan," herannya.

Bagi PMII Batam, kata Tongku April, gelper yang marak saat ini terindikasi perjudian. Mereka berharap, Kepolisian melakukan penertiban tanpa tebang pilih.

Editor: Dodo