Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bayar Pungli tapi Gerobak Tetap Disita Satpol PP Batam

Penjual Sate Ini Mengamuk dan Ingin Bunuh Diri di Simpang Jam
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 26-03-2015 | 13:31 WIB
pak kumis protes.jpg Honda-Batam
Pak Kumis saat dibawa ke pos polisi usai dievakuasi oleh sejumlah anggota Sabhara Polresta Barelang dari Simpang Jam.

BATAMODAY.COM, Batam - Seorang pria yang akrab dipanggil Pak Kumis, pedagang sate di kawasan Jodoh, mengamuk dan menghadang jalan di Simpang Jam, Batam.

Tanpa mengenakan baju, ia duduk di zebra cross lampu merah arah Simpang Indosat menuju Simpang Jam menggunakan parang dan memegang tabung gas ukuran tiga kilogram, Kamis (26/3/2015) siang, sekitar pukul 11.30 WIB.

Pasalnya, ia merasa tidak senang dengan perlakuan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang sudah mengambil pungutan liar (pungli), namun tetap menyita gerobaknya. Bahkan, ia juga mengamuk terhadap petugas polisi dan warga yang mencoba menyuruhnya menepi.

Sambil duduk di zebra cross, ia terus berceloteh dan memaki-maki kehidupan yang ia rasa tidak adil. Bahkan ia terus menghujat Satpol PP yang berbuat seenaknya saja. Ia juga menyebut-nyebut nama oknum Satpol PP yang meminta pungutan tersebut.

"Mentang-mentang saya orang kecil, diperlakukan tidak adil. Uang saya diambil si Surya (Oknum Pol PP), tapi gerobak saya masih dibawa dan dirusak. Kenapa tidak sekalian saja bunuh saya," teriak Pak Kumis sambil mengarahkan pisau ke dadanya dan berteriak kepada pengemudi agar menabraknya.

Kondisi tersebut sontak membuat jalanan macet. Masyarakat pun memadati lokasi untuk melihat apa yang terjadi. Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polresta Barelang juga dibuat kesulitan untuk mengatur lalu lintas. Selain itu, beberapa anggota Sabhara ikut turun untuk menenangkan Pak Kumis.

Ia baru bisa meredam emosi begitu istri dan anaknya tiba di lokasi, dan Pak Kumis langsung digiring ke pos polisi yang berada di Simpang Jam. Sekitar pukul 12.30 WIB, Pak Kumis akhirnya dibawa ke Mapolresta Barelang dan diserahkan ke Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) untuk dikoordinasikan apa yang menjadi masalah dirinya.

Editor: Dodo