Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lakukan Penjajakan, Dua Investor Tiongkok Tertarik Bangun Jembatan Batam - Bintan
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 23-03-2015 | 15:00 WIB
investor_babin.jpg Honda-Batam
Perwakilan investor asal Tiongkok usai bertemu Sekda Kepri.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dua investor asal Tiongkok yakni CGGC-UN Power Co.LTD bersama China Sunrise Group tertarik menggarap pembangunan Jembatan Batam - Bintan (Babin) yang ditaksir menelan dana Rp 4,3 triliun. 

Ketertarikan itu ditandai dengan pertemuan wakil pimpinan CGGC-UN Power Mr. Zou Hungcheng dan direktur China Sunrise Group Mr. Chu Bing didampingi Joko Sumarjono sebagai pimpinan dan perwakilan perusahan tersebut di Indonesia dengan Sekretaris Daerah Provinsi Kepri Robert Iwan Loriaux dan Kepala Bappeda Kepri Naharuddin, di Gedung Daerah Tanjungpinang, Senin(23/3/2015). 

"Kunjungan mereka, masih sebatas menjajaki dan meminta informasi pelaksanaan proyek, DED, sistim pelaksanaan dan pengelolaan. Hal itu kita jelaskan sesuai dengan mekanisme dan aturan yang ada di negara kita," kata Robert.

Jika mereka tertarik, tambah Robert, tentu ada tindak lanjut, pelaksanaan mekanisme, apakah sifatnya tender secara nasional, joint pengelolaan atau kerja sama lainnya. 

"Intinya, dengan kedatangan dan penjajakan mereka tetap kita hargai, dan mudah-mudahan ada ketertarikan, yang nantinya dilanjutkan dengan penanaman investasi melalui Badan Penanaman Investasi Nasional," kata dia.

Selain mengenai pengelolaan, Robert menambahkan dua perusahaan yang merupakan BUMN Tiongkok itu masih memperhitungkan total nilai Investasi yang akan dihabiskan dalam pelaksanaan pembangunan Jembatan Babin. Selain itu, mereka juga memperhitungkan cash flow dana produksi pembangunan dengan keuntungan pengelolaan. 

"Sebelumnya, sesuai dengan DED pembangunan Jembatan Babin, pada 2010 sejumlah perusahaan dari Tiongkok juga sudah menyatakan ketertarikan pelaksanaan pembangunan jembatan yang ditaksir menelan dana Rp 4,3 triliun ini, dan mereka juga masih memperhitungkan nilai investasi yang akan ditanamkan saat ini," ujar Robert. 

Namun sayangnya, pimpinan kedua perusahaan asal Tiongkok ini enggan berkomentar soal ketertarikan investasi mereka. Sementara, Joko Sumarjono,yang merupakan purnawirawan TNI dan disebut sebagai perwakilan kedua perusahaan itu di Indonesia juga enggan memberikan pernyataan lengkap. "Masih sebatas penjajakan," ujarnya.

Editor: Dodo