Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Fakta Industri Rokok dan Ancaman bagi Indonesia
Oleh : Ahmad Romadi
Senin | 23-03-2015 | 14:52 WIB
Fuad-Baradja.jpg Honda-Batam
Fuad Baradja. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Batam - Lama tidak terlihat dilayar kaca dan di panggung hiburan, artis lama, Fuad Baradja yang bermain dalam sinetron "Jin dan Jun", ternyata aktif menjadi terapis untuk menghilangkan ketergantungan rokok bagi perokok.

"Hidup sehat tanpa rokok. Berhentilah dan jangan memulainya," begitulah pesan Fuad ketika menjadi salah satu narasumber seminar persepsi masyarakat terhadap dampak bahaya rokok yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Senin (23/3/2015).

Ia menuturkan, rokok membunuh satu dari dua penggunannya. Secara global, pada 2009 rokok membunuh 6 juta manusia. Di Indonesia sendiri, kata dia, sekitar 240.000 orang meninggal karena penyakit akibat perilaku merokok.

Jumlah perokok dunia sekitar 1,3 miliar orang dan Indonesia merupakan konsumsi rokok terbesar ketiga dunia setelah Tiongkok dan India.

Dia menambahkan, separuh dari perokok ASEAN berada di Indonesia, sementara 178 negara telah meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). "Dan Indonesia satu- satunya negara di Asia yang tidak meratifikasi," jelasnya.

Fuad menjelaskan, lebih dari 100 miliar sel otak manusia sangat berkaitan dengan tingkat kecerdasan dan kemampuan berinovasi. Pertumbuhan sel otak paling cepat terjadi sejak dalam kandungan hingga seorang anak berusia 3 tahun.

"Saat ini di Indonesia dua dari tiga pria dewasa adalah perokok aktif. Industri rokok juga terus mencari pelanggan baru untuk memperluas pemasaran. Target mereka adalah wanita dan anak anak," jelasnya.

Laju pertumbuhan perokok wanita di Indonesia 300 persen dalan 10 tahun terakhir, sementara laju pertumbuhan perokok remaja di Indonesia tercepat di dunia, yakni 16 persen per tahun.

Karena itu ia juga berpesan kepada pemerintah daerah agar bisa melindungi warganya dari bahaya rokok. Terlebih lagi kepada anak-anak dan remaja generasi penerus bangsa. (*)

Editor: Roelan