Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buku Pelajaran Kurikulum 2013 yang Bermasalah Akan Ditarik dan Direvisi
Oleh : Redaksi
Sabtu | 21-03-2015 | 11:11 WIB
Buku_Revisi_dan_Baru.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, seluruh buku-buku Kurikulum 2013 akan dievaluasi sebagai persiapan tahun pelajaran baru 2015/2016. Buku-buku bermasalah yang ditemukan selama ini akan ditarik kembali dan ditutup akses unduhnya di situs Buku Sekolah Elektronik (BSE) milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Langkah itu diambil Anies menyikapi kontroversi dan pertanyaan publik tentang materi pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI. "Betul, memang kami temukan materi-materi bermasalah pada buku tersebut dan juga buku-buku Kurikulum 2013 yang lain," kata Anies, seperti dilansir dari laman kementerian.

Dia menegaskan, pada November lalu Kurikulum 2013 dan perangkatnya adalah barang setengah matang yang dipaksakan. "Atas alasan itulah kami menunda implementasinya agar dapat dilakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh baik terhadap dokumen kurikulum, buku maupun proses pendampingan dan kesiapan sekolah dan guru," katanya.
 
Anies mengatakan, bukan hanya satu-dua masalah saja yang ditemukan dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti serta buku-buku Kurikulum 2013 yang lain. Pada pelajaran agama banyak masyarakat yang cepat mengetahui.

"Bayangkan akumulasi dampak dari kesalahan-kesalahan yang juga ada di pelajaran-pelajaran lain, seperti Matematika, Sejarah, Penjaskes dan lainnya, terhadap anak-anak kita," terang Anies.

Ada beberapa contoh kontroversi dan masalah materi yang ditemukan dalam buku-buku Kurikulum 2013. Pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI, cetakan ke-1 tahun 2014, oleh kontributor naskah Mustahdi dan Mustakim serta penyelia Yusuf A Hasan dan Muh Saerozi.

Pada bab "Bangun dan Bangkitlah Wahai Pejuang Islam", subbab "Tokoh-tokoh Pembaharuan Dunia Islam Masa Modern", ditemukan masalah pencantuman pemikiran Muhammad Ibnu Abdul Wahab, yaitu "… dan orang yang menyembah selain Allah telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh," tanpa dilengkapi dengan rujukan yang valid terhadap pemikiran utuh tokoh yang bersangkutan dan juga ajakan untuk mengkaji konteksnya.

Pada bagian ini juga terpasang foto berwarna yang tertulis sebagai foto Muhammad bin Abdul Wahab (lahir 1703, meninggal 1787). Padahal foto tersebut adalah foto Abdul Aziz bin Abullah Al Syaikh, mufti Arab Saudi, yang masih hidup sampai saat ini.
 
Kemudian pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X, cetakan ke-1 tahun 2014, oleh kontributor naskah Endi Suhendi Zen dan Nelty Khairiyah serta penyelia Yusuf A Hasan, bab "Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinnah. Pada subbab "Mengkritisi Sekitar Kita", ditemukan narasi tentang kejadian kekerasan terhadap komunitas Rohingya di Myanmar yang antara lain bertuliskan "… muslim Rohingya yang sejak lama dianiaya, diusir dan rumah-rumah mereka dibakar massa penganut Buddha".

Narasi ini menjadi kontroversial karena dianggap kurang berhati-hati. Pesan ini bisa diungkapkan dalam konteks lebih positif untuk mengajarkan semangat toleransi, perdamaian dan rekonsiliasi tanpa mengukuhkan miskonsepsi dan stereotype konflik antaragama.
 
Tak cuma buku Pendidikan Agama Islam, dalam buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kelas XI, cetakan ke-1 tahun 2014, oleh kontributor naskah Sumaryoto dan Soni Nopembri serta penyelia Hermawan Pamot Raharjo dan Dian Budiana, juga ditemukan masalah. Pada bab "Memahami Dampak Seks Bebas" ditemukan materi tentang "Gaya Pacaran Sehat" dilengkapi dengan tips dan panduan pacaran yang aman beserta ilustrasi sepasang remaja dengan atribut pakaian khas muslim.

Ilustrasi serupa ditemukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X.
 
Anies menjelaskan bahwa berbagai kesalahan ini menjadi bukti betapa Kurikulum 2013 disiapkan secara instan dan tergesa-gesa. Penulis, penyelia, dan penelaah diberi waktu terlalu sempit untuk memastikan buku-buku yang sampai ke anak-anak kita adalah buku yang bermutu.

Menurut Anies, sesungguhnya berbagai risiko ketergesa-gesaan ini sudah diantisipasi oleh penyusun di awal setiap buku Kurikulum 2013 diletakkan disklaimer yang tidak umum ditemukan dalam buku pelajaran sebelumnya. Disklaimer itu berbunyi antara lain, "Buku ini merupakan 'dokumen hidup' yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perkembangan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini".
 
"Ada kesalahan-kesalahan manusiawi yang dapat dimaklumi, tapi ada juga keteledoran dan kelalaian yang sebenarnya dapat dihindari. Jangan sampai buku yang diterima anak-anak kita penuh dengan hasil kelalaian," ujar Anies.

"Dari hasil penelusuran juga ditemukan bahwa sebenarnya sudah ada pihak-pihak yang memberikan peringatan resmi dan tertulis terhadap keterburu-buruan proses penyusunan dan penjaminan mutu buku Kurikulum 2013," imbuhnya. (*)
 
Editor: Roelan