Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Manfaatkan Potensi Kelautan, Ekonomi Kepri Mampu Capai Pertumbuhan Tertinggi di Indonesia
Oleh : Roni Ginting
Kamis | 19-03-2015 | 16:44 WIB
soerya_diskusi_BI.jpg Honda-Batam
Wagub Soerya Respationo saat menghadiri diskusi ekonomi di Kantor BI Kepri. (Foto: Humas Pemprov Kepri)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bank Indonesia (BI) Kepri bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Batam menggelar seminar ekonomi makro membahas tentang situasi ekonomi global yang tak menentu, kebijakan Pemerintah hingga pelemahan rupiah di Kantor BI Kepri, Rabu (18/3/2015).

Kepala BI Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan diskusi ini merupakan rintisan pembentukan forum untuk membahas isu-isu menarik mengenai ekonomi regional. Menurutnya pertumbuhan ekonomi Kepri tidak lepas dari kerjasama seluruh pihak termasuk persepsi pengusaha untuk memberikan masukan kepada pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan ekonomi.

"Pertumbuhan Kepri masih lebih baik lagi meski sudah kedua tertinggi di Sumatera dan lima tertinggi di nasional. Tapi perlu kerjasama seluruh pihak," ujarnya.

Lanjutnya, pertumbuhan Kepri sebesar 7,3% hanya kalah dari Jambi yang mencapai 7,9% di Sumatera. Sementara di nasional, Kepri berada di bawah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Jambi dan Maluku. Namun dengan pertumbuhan di level 7% dinilai masih terlalu rendah jika berkaca pada potensi Kepri dengan FTZ, insentif fiskal hingga potensi kelautan yang belum digarap maksimal.

"Bahkan ekonomi Kepri diprediksi bisa mencapai pertumbuhan tertinggi di Indonesia jika potensi itu dimaksimalkan terutama kelautan," terang Gusti.

Di sisi lain saat ini pertumbuhan Kepri dari sisi ekspor mengalami pelemahan ekonomi global dan rupiah sehingga berimbas kepada kinerja perdagangan kawasan ini.

"Belum lagi masalah regulasi perizinan usaha yang belum sepenuhnya mendukung kinerja investasi. BI mencatat investasi di Kepri tumbuh melambat hanya 5,9% pada 2014, lebih rendah dari 2013 sebesar 6,85%," tuturnya.

Walau demikian, diyakini akan ada perbaikan ekonomi makro setelah adanya kebijakan bebas visa.

"Pertumbuhan ekonomi akan kita lihat di triwulan I/2015. Kalau tumbuh baik, optimis Kepri bisa tumbuh sesuai target di kisaran 7,7%," terangnya.

Sedangkan Wakil Gubernur Kepri, Soerya Respationo mengatakan diskusi yang dilakukan BI harus bisa memberikan solusi kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah kebijakan ekonomi makro.

"Masukan menjadi strategis menentukan arah kebijakan Pemprov di sektor makro baik keleluasaan penggunaan anggaran dan proyek stimulus ekonomi," kata Soerya.

Diskusi dihadiri Ketua Kadin Batam Jadi Rajagukguk, perwakilan Kadin Kepri Paulus Amat Tantoso, Ketua REI Khusus Batam Djaja Roeslim, kalangan perbankan, akademisi dan sejumlah asosiasi pengusaha.

Editor: Dodo