Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

SD Veritas Batam, Tumbuh Tanpa Sentuhan Pemerintah
Oleh : Gokli Nainggolan
Rabu | 18-03-2015 | 10:02 WIB
sd_veritas_batam_dibantu.jpg Honda-Batam
Mohd Azman bin Mohd Sidek mewakili Moving Hearta Project, memberikan bantuan kepada SD Veritas Batam yang diterima kepala sekolah, Cotje Schadouw. (Foto: Gokli Nainggolan/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Rasa lelah dan putus asa tak sedikit pun terpancar dari raut wajah lima tenaga pengajar di SD Swasta Veritas Batam. Semangat dan pantang menyerah jadi modal dasar mereka mendidik sekitar 80 murid di sekolah itu, agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Terletak di RT08/RW16 Baloi Kolam, Kecamatan Batam Kota, SD swasta Veritas belum memiliki fasilitas yang memadai untuk tempat belajar. Hanya ada tiga ruang belajar dan satu kantor guru, yang di dalamnya terdapat meja dan kursi kayu yang dimanfaatkan untuk mendidik para siswa-siswai itu dengan sepenuh hati.

Sejak berdiri sekitar 2011, SD swasta Veritas Batam belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah daerah maupun Pusat. Sekolah itu mampu bertahan karena bantuan dari pihak swasta, baik lokal maupun luar negeri.

"Pertama berdiri sekolah ini masih berlantai tanah. Sekarang lantainya sudah disemen kasar, serta ada penambahan kursi dan meja kayu untuk tempat belajar siswa. Itu semua bantuan pihak swasta, tak ada dari pemerintah," kata Cotje Schadouw, Kepala SD Swasta Veritas Batam, saat ditemui, Selasa (17/3/2015) siang.

Dikatakan Cotje, lima guru di sekolah itu--salah satunya dirinya--mendidik para siswa tanpa memandang berapa upah yang mereka dapat. Sebab, hampir semua anak didik yang sekolah di tempat itu berasal dari keluarga tidak mampu, yang hidupnya tinggal di rumah liar (ruli) dengan penghasilan pas-pasan.

"Siswa ini bayar uang sekolah semampunya, kadang sampai setahun tak mampu bayar. Berapa dana yang ada itu yang dikelola untuk melengkapi kebutuhan sekolah dan upah guru. Biar tak cukup, kami tetap bersyukur," katanya. (Baja: SD Veritas Batam Tegaskan Tak Terima Bantuan Disdik Kepri Sepeser Pun)

Secara kebetulan, hari itu juga ada sekelompok pelajar dari Singapura yang datang mengunjungi sekolah itu. Para pelajar ini juga didampingi beberapa orang dewasa, yang belakangan diketahui sebagai salah satu pihak swasta yang kerap memberikan bantuan kepada SD swasta Veritas.

Adalah Mohd Azman bin Mohd Sidek, orang yang dituakan dari rombongan pelajar itu, menyampaikan, pihaknya sudah enam kali mengunjungi SD swasta Veritas Batam. Tiap kali berkunjung, mereka juga tak lupa memberikan bantuan, baik pakaian, alat tulis, makanan bergizi, sembako, serta material bangunan.

"Ini yang keenam kalinya kami datang. Selain bantuan, kami juga menyempatkan diri untuk mengajari anak-anak ini untuk pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan beberapa mata pelajaran lain yang sesuai dengan kemampuan anak-anak di sini," kata pria yang juga berprofesi sebagai guru salah satu sekolah menegah atas di Singapura itu.

Azman menegaskan, mereka bukan dari lembaga pendidikan ataupun pemerintah, melainkan dari perkumpulan atau komunitas orang-orang yang perduli dengan pendidikan dan rela membantu dengan setulus hati. Komunitas itu diberi nama "Moving Hearts Project".

"Bantuan yang kami berikan ini dana pribadi. Murni untuk kebajikan bagi sesama manusia yang membutuhkan pertolongan atau bantuan," ujar pria keturunan Pakistan itu.

Moving Hearts Project, sambung Mohd Azman, tak luput untuk mendokumentasikan semua kegiatan mereka yang selanjutnya bisa diakses semua orang melalui website http://movinghearts.wix.com/project serta di media sosial Facebook dengan nama Moving Hearts Project.

Tujuannya dipublikasi dan diunggah ke website maupun media sosial, lanjut pria yang memiliki tinggi badan sekitar 187-192 centimeter itu, agar setiap orang yang memberikan bantuan melalui Moving Hearts Project tahu ke mana uang itu digunakan dan tahu di mana tempat yang dibantu. Lainnya, agar mereka yang mau membantu sesama makin tergerak hati.

"Kami selalu membantu dengan tulus hati," tutupnya. (*)

Editor: Roelan