Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Manajer Teknik Kanwil PLN Riau-Kepri Nyaris Disandera Massa
Oleh : Charles Sitompul
Selasa | 17-03-2015 | 18:56 WIB
piktor_rumahpea,_manajer_teknik_pln_riau-kepri.jpg Honda-Batam
Manajer Teknik Kantor Wilayah PLN Riau - Kepulauan Riau, Piktor Rumahpea. (Foto: Charles Sitompul/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Manajer Teknik PLN Wilayah Riau - Kepulauan Riau, Piktor Rumapea, dipukul dan nyaris disandera dan dianiaya sejumlah warga yang geram dengan kinerja dan pemadaman listrik di Tanjungpinang. Warga juga tidak puas dengan pemadaman yang berlanjut hingga 6 April 2015.

Hal itu ditandai dengan pengejaran dan dugaan pemukulan yang dilakukan orang tak dikenal ketika Piktor dan Manajer Cabang PLN Tanjungpinang, Majudin, hendak pulang meninggalkan Gedung Daerah Tanjungpinang, usai menggelar rapat bersama Gubernur Kepri, Wali Kota Tanjungpinang, dan perwakilan massa aliansi masyarakat peduli PLN, Selasa (17/3/2015).

Akibat pengejaran itu, Piktor dan Majudin terpaksa kembali ke dalam Gedung Daerah. Kepada wartawan, Piktor mengakui, saat hendak pulang ada sejumlah orang yang tidak dikenalnya sempat berkerumun dan mendatanganinya sehingga sebuah pukulan mendarat tepat di bagian rahang kirinya.

"Saya tiba-tiba dipukul dua kali tadi saat mau keluar. Saya juga tidak kenal orang itu. Mungkin yang pukul saya itu ahli pukul juga, hingga saat ini masih sakit di bagian rahang saya," ujar Piktor.

Dia mengatakan, pihaknya mengerti dan memaklumi kekesalan warga atas terjadinya krisis listrik di Tanjungpinang ini. Tetapi, kata dia, hendaknya jangan sampai main pukul dan main hakim sendiri kepada pegawai PLN. "Saya minta hendaknya jangan ada lagi pemukulan pada pegawai PLN di sini sebagaimana yang saya alami," ujar Piktor.

Karena, kata dia, tindakan main hakim sendiri akan berdampak pada terganggunya pekerjaan PLN yang berakibat pada pelayanan PLN sendiri.

Dia juga menyampaikan, jika sebelumnya sudah ada kesepakatan dan perjanjian dalam penyelesaian krisis dan pemadaman listrik di Tanjungpinang. Namun perwakilan massa yang saat itu ikut melakukan rapat dengan gubernur, katanya, meminta jaminan 100 persen mengenai sanksi jika pada 6 April masih ada pemadaman.

"Atas permintaan jaminan ini, tentu kami tidak bisa berbicara karena siapa yang tahu ada permasalahan nantinya. Namun yang jelas, dalam pertemuan tadi kami sudah menjelaskan sejumlah program kami dalam mengatasi krisis listrik di Tanjungpinang," katanya.

Mengenai insiden pemukulan yang diterima, Pikhtor menyatakan masih merundingkan apakah akan melapor ke polisi atau tidak. (Baca: PLN Janjikan Pemadaman Bergilir di Pulau Bintan Berakhir 6 April 2015)

Di tempat terpisah, Andi Cori Fatahuddin, sebagai koordinator perwakilan massa, mengakui adanya insiden kecil di luar dari rencana rapat yang digelar. Menurutnya hal tersebut terjadi di luar dari sepengetahuannya.

"Kita minta maaf pada masyarakat. Keinginan listrik untuk terang benderang saat ini belum tercapai. Namun dengan kesepakatan yang sudah dibuat PLN, pemadaman masih dilakukab bergilir tiga jam dalam satu hari sampai 6 April 2015. Jika sampai 6 April masih ada pemadaman, kita tidak akan bertangung jawab akan apa yang terjadi," ujarnya.

Sementara itu Kapolres Tanjungpinang, AKBP Dwita Kumu Wardana, yang dikonfirmasi dengan adanya pemukulan tersebut, mengatakan, jika kejadian itu hanya insiden kecil dan saat itu langsung dapat diatasi.

"Itu hanya insiden kecil. Dan tadi memang sempat dorong-dorongan, dan manajer wilayahnya sudah kita kawal untuk pulang," ujarnya singkat. (*)

Editor: Roelan