Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ilmuwan Australia Kembangkan Kapsul Memantau Gas dalam Perut
Oleh : Redaksi
Jum'at | 13-03-2015 | 14:28 WIB

BATAMTODAY.COM - Ilmuwan Australia telah mengembangkan kapsul teknologi tinggi yang bisa memonitor tingkat keasaman dalam lambung dan kemudian mengirim data ke alat di luar tubuh.

Dengan itu nantinya, kalau kita mengalami masalah lambung, dan ingin mencari tahu apa yang salah, bisa menelan kapsul tersebut dan hasilnya bisa dicek lewat handphone.

Peneliti dari RMIT University di Melbourne memperkirakan  bahwa hampir 500 ribu warga Australia mengeluhkan adanya penyakit dalam perut dalam satu tahun.

Menurut mereka, masalahnya biasanya adalah gas dalam lambung, dan ini kadang ada hubungannya dengan kanker perut, dan penyakit lain seperti irritable bowel syndrome dan inflammatory bowel disease.

Professor Kourosh Kalantar-zadeh mengatakan beberapa jenis gas yang diproduksi oleh sistem pencernaan kita bisa mempengaruhi kesehatan seseorang.

"Sebagai contoh beberapa gas itu ada yang asam, seperti  hydrogen disulfide -  gas yang baunya disebabkan karena telur busuk dan juga methan, yang disebut gas rumah kaca, yang juga merupakan gas asam." katanya.

"Jadi anda bisa membayangkan kelebihan produksi gas ini bisa mempengaruhi keadaan di dalam lambung atau usus, dan menyebabkan rasa tidak enak di dalam perut."

Dengan bantuan peneliti lain dari Monash dan Melbourne University serta CSIRO, Professor Kalantar-zadeh mengembangkan sebuah kapsul yang bisa membaca tingkat keasaman di dalam lambung seseorang, sebelum gas itu keluar.

Kapsul ini dibuat dari bahan plastik yang aman untuk dimasukkan ke dalam perut, dan berisi membrane yang bisa menyerap gas, batere, dan sensor yang bisa menghasilkan sinyal, dan mengirimkan pesan ke luar, untuk dibaca, termasuk mungkin handphone.

"Kami memiliki alat pengontrol kecil seperti komputer di dalam kapsul." kata Professor Kalantar-zadeh.

"Ini komputer yang sangat... sangat kecil yang akan membaca data, berubah dari sinyal analog menjadi digital, dan mengirimkan data itu ke alat penerima."

"Jadi ketika seseorang merasa perutnya tidak enak, biasanya yang terjadi pasti ada kandungan gas tertentu, dan itulah saatnya dia bisa memantau apa yang terjadi."

Kapsul ini sudah digunakan untuk memonitor gas methana dalam lambung ternak sapi dan domba.

Professor Kalantar-zadeh mengatakan kapsul ini sekarang diujicobakan pada babi, dan percobaan terhadap manusia segera akan dilakukan.

Menurut Kalantar-zadeh, nantinya kapsul ini akan bisa digunakan untuk memantau perkembangan kesehatan kita masing-masing dan makanan apa yang menyebabkan gangguan di lambung.

"Dengan adanya kapsul ini, kita paling tidak tahu apa yang terjadi, dan bisa melihat dalam tubuh kita, dari pada seperti sekarang hanya menduga-duga, dan kemudian melakukan perubahan pola makan dan yang lainnya tanpa mengetahui dengan jelas apa yang terjadi." katanya.

Penelitian RMIT ini sudah diterbitkan di jurnal Trends in Biotechnology.

Sumber: ABC Radio Australia