Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Google Kembangkan Android Virtual Reality
Oleh : Redaksi
Senin | 09-03-2015 | 08:49 WIB
google_android_vr.jpg Honda-Batam
Foto: net

BATAMTODAY.COM - GOOGLE Inc ingin menjadikan Android sebagai sistem operasi aplikasi realitas maya atau virtual reality (VR). Menyusul akuisisi Facebook atas Oculus VR yang senilai $2 miliar, Google membentuk tim insinyur guna merakit sistem operasi Android untuk aplikasi virtual-reality, menurut dua orang yang memahami proyek.

Mereka menyatakan, Google memiliki "puluhan insinyur"’ serta staf lain yang tengah bekerja dalam program perakitan itu. Google berencana menyalurkan sistem operasi ini secara bebas, meniru strategi yang menjadikan Android sebagai sistem terpopuler untuk smartphone.

Hingga kini, Android memberikan energi bagi lebih dari satu miliar telepon genggam. Versi Android untuk jam tangan pintar (smartwatch) sejauh ini kurang sukses. Perangkat smartwatch yang menggunakan Android hanya mencatatkan sedikit penjualan. Juru bicara Google menolak berkomentar.

Proyek terbaru Google termasuk spekulatif. Sebab, tak ada perangkat virtual reality yang dikirim dalam jumlah besar. Tetapi perusahaan-perusahaan game, penghasil film serta lainnya melihat potensi yang besar di lapangan.

Virtual reality menjadi perhatian Konferensi Perakit Game bulan ini di San Francissco, Amerika Serikat. Pengunjung mesti menanti dua jam hingga panitia mendemonstrasikan produk Oculus.

Chief executive Facebook Mark Zuckerberg menyatakan, virtual reality akan menjadi "platform komputasi" sesusah perangkat mobile. Ia berharap Oculus akan menghadirkan generasi baru, yang memberikan pengalaman "masa depan", mulai dari game hingga bertemu dokter lewat dunia maya.

Tim virtual reality Google untuk Android dipimpin Clay Bavor dan Jeremy Doig. Dari akun LinkedIn milik Bavor, tercatat bahwa lelaki itu adalah wakil presiden manajemen produk. Sedangkan Doig merupakan direktur permesinan. Bavor membantu pengembangan "Google Cardboard". (*)

Sumber: WSJ