Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lomba Jong Batubesar Diikuti 633 Peserta

Michel, Warga Negara Prancis Peserta Lomba Jong Batubesar
Oleh : Hadli
Sabtu | 28-02-2015 | 16:10 WIB
prancis-jong1.jpg Honda-Batam
Michel, warga Prancis peserta Lomba Jong Batubesar, saat mempersiapkan Jong Besar timnya 'Sikapur Sirih Teluk Bakau Bintan'. (Foto: Hadli/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Lomba Jong yang diadakan Persatuan Jong Penawar Rindu Batubesar, Sabtu (28/2/2015), diikuti sebanyak 633 peserta dari berbagai kota dan kabupeten di Kepulauan Riau dan Riau, serta dari negara tetangga Singapura dan warga Prancis.

"Jong kali ini diikuti 633 peserta yang terdiri dari 212 jong kecil, 200 jong sedang dan 221 jong besar. Peserta tidak hanya dari dalam negri, tapi juga diikuti dari warga Singapura dan Prancis," kata Zailan Abas, Panitia Lomba Jong Persatuan Jong Penawar Rindu Batubesar, kepada BATAMTODAY.COM di lokasi, Pantai Melayu Batubesar, Sabtu (28/2/2015).

Michel (45), warga negara Prancis peserta Lomba Jong Batubesar ini, mengaku baru pertama kali mengikuti lomba jong yang diadakan di Batam, Batubesar. Namun ia sudah beberapa kali mengukuti lomba jong yang diadakan di Bintan. Menurutnya, lomba jong merupakan ciri khas Melayu yang ada di Kepulauan Riau.

"Jong seperti ini tidak ada di tempat lain, hanya di Kepulauan Riau. Jadi ini ciri khas Melayu di Kepulauan Riau," kata Michel yang fasih berbahasa Indonesia itu di lokasi.

Michel tidak sendiri, ia bersama Tim Sikapur Sirih asal Teluk Bakau Bintan, yang menerjunkan dua unit jong. Pertandingan Jong, menurutnya, memiliki trik dan teknik sendiri.
 
"Permainan jong ini menggunakan teknik tersendiri, harus menggunakan hembusan angin dan tidak seperti bentuk perlombaan lainnya yang menggunakan sitem dan tekhnologi," kata dia lagi.

Ditambahkan, dulu perairan di Kepulauan Riau menjadi tempat persinggahan kapal-kapal layar besar dari seluruh negara. Namun saat ini keberadaan kapal layar sudah sirna mengunjungi Kepulauan Riau. Oleh karena itu, dengan jong, katanya, masyarakat luas dapat mempelajari teknik cara berlayar.

"Dulu kelautan di Riau didatangi dari berbagai negara Eropa, China dan sebagainya. Semua kapal  mampir disini, tapi sekarang tidak ada. Dengan jong, ada ilmu layar, cara berlaut, teknisnya menggunakan angin, dan tidak bisa dimainkan setiap saat, harus menunggu musim utara dan barat, tergantung posisi tempat dimainkan," ujarnya.

Michel mengaku sejak 10 tahun ini ia sudah menjelajahi dasar laut dan pulau-pulau di Kepulauan Riau.  Dalam kurung waktu 5 tahun ini ia mengaku sudah menetap di Kampung Teluk Bakau Bintan, dan mempersunting warga sekitar.

Sejak menetap di Bintan, ia mengaku sudah mencintai Jong. Ia juga turut memperkenalkan permainan tradisional Melayu Riau ini kepada anak-anak tempatan termasuk dunia internasional. Ia membangun sekolah jong di tempatnya menetap bersama warga dan tokoh masyarakat setempat.

"Sudah 2 tahun ini saya bangun sekolah, 'Jong Scool'. Saya juga perkenalkan melalui jejaring sosial Facebook untuk mengenalkan ke dunia luar. Semoga ke depan permainan tradisional ini dikenali tidak hanya di Kepri, tapi juga di berbagai belahan dunia," harapnya.

Editor: Redaksi