Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Guru SDN 017 Sagulung Batam Bantah Telah Memukul Siswa
Oleh : Gabriel P Sara
Jum'at | 20-02-2015 | 18:00 WIB
klarifikasi_sdn_017_sagulung_batam.jpg Honda-Batam
Ketua KPPAD Kepri, Erry Syahrial, bersama Wakil Kepala SDN 017 Sagulung Batam, Ernawati, dan orang tua Zaki saat mengklarifikasi terkait kasus kekerasan terhadap Zaki. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pihak SDN 017 Sagulung Batam membantah jika ada gurunya yang melakukan pemukulan terhadap salah seorang siswa di SD tersebut. Bantahan itu disampaikan Wakil Kepala SDN 017 Sagulung, Ernawati, dan Renaldi (sebelumnya ditulis dengan inisial Re), oknum guru bahasa Inggris yang disebut-sebut telah melakukan pemukulan terhadap Zaki (7). (Baca: Oknum Guru SDN 017 Sagulung Batam Diduga Pukul Siswanya)

"Kita sudah pertemukan antara guru bersangkutan dengan orang tua siswanya (Ahmad Suluri, red). Berdasarkan keterangan dari guru yang kabarnya memukul Zaki itu, katanya tidak pernah melakukan pemukulan dan mengancam terhada siswa itu. Itu hanya miskomunikasi saja antara orang tua dengan pihak sekolah atau guru-guru yang ada di sekolah ini," terang Ernawati di SDN 017 saat jumpa pers bersama Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepulauan Riau di sekolah, Jumat (20/2/2015).

Atas kejadian ini dia berharap kepada semua guru-guru SDN 017 Sagulung agar tidak menceritakan atau menyampaikan materi pelajaran yang belum layak untuk diasmpaikan kepada murid. Karena menurutnya, daya serap atau daya tangkap anak-anak tersebut masih polos.

"Anak-anak ini masih belum mengerti dan belum bisa menyimpulkan cerita yang diberikan oleh guru-guru. Jadi, saya harap jangan menceritakan cerita yang membuat mareka merasa takut. Karena menurut cerita guru yang kabarnya memukul Zaki itu, sebenarnya bukan dipukul melainkan Zaki yang menangis saat guru itu menceritakan salah satu kejadian siswa SD juga. Dan cerita itu membuat mareka takut dan mengakibatkan siswa itu (Zaki, red) menangis," terang Ernawati.

Sementara itu Renaldi, guru yang sebelumnya disebut-sebut telah memukul dan mengancam Zaki itu membantah kalau dirinya pada Senin (16/2/2015) lalu telah memukul apalagi sampai mengancam Zaki.

"Saya dan guru-guru yang ada di sekolah ini tidak pernah memukul siswa-siswa yang ada di sini. Apalagi sampai mengancam. Itu hanya salah paham saja, miskomunikasi antara guru dan pihak orang tua siswa itu. Jadi saya tegaskan, tidak ada pemukulan terhadap siswa-siswa di sini," kata Renaldi.

Renaldi menjelaskan, pada saat itu sebelum pulang sekolah dia menceritakan sebuah cerita. Namun dalam cerita tersebut isinya membuat Zaki menangis.

"Waktu itu mau pulang anak-anak ini, saya cerita sedikit. Cerita-cerita, eh malah menangis si Zaki ini. Dan malah kejadiannya seperti ini. Saya nggak pernah memukul siswa yang ada di sini. Kalaupun ada, pasti orang tua siswa itu langsung mendatangi sekolah dan menanyakan kejadian sebenarnya seperti apa," ujarnya.

Ketua KPPAD Kepri, Ery Syahrial, yang hadir di sekolah itu mengatakan, setelah kedua belah pihak dipanggil, masalah itu hanya karena miskomunikasi saja. Karena di dalam tubuh Zaki tidak ditemukan bukti tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru.

"Kita sudah mempertemukan kedua belak pihak. Dinas Pendidikan sudak kita klarifikasi. Namun kejadian itu hanya kurangnya komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Jadi, ini hanya salah paham saja dan keduanya sudah berdamai secara kekeluargaan," ujar Erry.

Erry berharap guru selalu memperhatikan terhadap aspek tumbuh kembang anak. Seperti menasehati serta selalu memotivasi anak-anak didik agar mental yang mareka dapatkan itu berbentuk.

"Untuk ke depan harus banyak menceritakan sesuatu yang dapat memotivasi murid-murid itu. Jangan menceritakan yang belum pantas didengar siswa," imbaunya.

Dengan kasus-kasus seperti ini, kata Ery, ke depan orang tua beserta guru-guru akan melakukan serta memberikan sosialisasi tentang perlindungan anak dibawah umur. "Upaya akan kita lakukan untuk memperbaiki masalah-masalah seperti ini. Ya dengan pendekatan dan sosialisasi kepada masyaraka khususnya kepada orang tua siswa dan juga guru-guru tentang perlindungan anak," ujarnya. (*)

Editor: Roelan