Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Penyebab Ganja Bisa Picu Selera Makan
Oleh : Redaksi
Kamis | 19-02-2015 | 12:55 WIB
makan-banyak.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - Para pengguna ganja tampaknya sudah terbiasa dengan sensasi yang yang membuat penggunanya selalu ingin makan, meskipun sebenarnya sudah kenyang.

Dalam laporan penelitian yang dimuat di Jurnal Nature pekan ini, para peneliti memaparkan bagaimana mekanisme kerja otak manusia yang terpengaruh oleh ganja.

Dijelaskan, zat Cannabinoids yang terkandung dalam ganja merupakan pemicu selera makan. Zat ini mengaktifkan neuron di dalam otak yang biasanya justru meredam selera makan.

Dengan penemuan ini, para peneliti menyatakan semakin terbuka kemungkinan bagi pengembangan obat-obatan jenis baru untuk meningkatkan selera makan penderita kanker dan AIDS.

Penelitian terdahulu sebenarnya telah menemukan bukti injeksi zat THC (tetrahydrocannabinol) kepada hewan percobaan di laboratorium berhasil meningkatkan selera makan hewan-hewan tersebut.

Namun mekanisme kerja antara zat yang diinjeksi dan otak masih terus menjadi misteri.

Dr Tamas Horvath dari Yale University bersama timnya meneliti peranan neuron PMOC (hypothalamic pro-opiomelanocortin) yang melepas zat-zat kimiawi ke dalam bagian PVN dari otak.

Menurut Dr Horvath, neuron POMC diketahui mengatur aktivitas makan, namun selama ini dianggap neuron ini yang justru menekan selera makan.

Dengan menyuntikkan ganja ke hewan percobaan, peneliti menemukan bahwa selera makan hewan tersebut mengalami peningkatan.

Dikatakan, peneliti kemudian secara sengaja mengurangi aktivitas neuron POMC, dan hasilnya hewan tersebut juga mengalami penurunan selera makan.

"Ini merupakan bukti utama bahwa neuron POMC berkaitan dengan aktivitas makan," jelasnya.

Dr Horvath dan timnya juga meneliti bagaimana zat yang terkandung ganja atau cannabinoids itu bisa memicu terlepasnya neuron-neuron POMC.

Ditemukan bahwa cannabinoids mengubah fungsi neuron-neuron POMC dan perubahan itulah yang memicu terlepasnya zat-zat kimiawi pada sel otak.

Sumber: ABC Radio Australia