Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Alamak, Lambang Pemkab Anambas Terkesan Karam di Sampul Buku Ini
Oleh : Nursali
Senin | 16-02-2015 | 17:35 WIB
Buku Pemkab Anambas.jpg Honda-Batam
Sampul buku berjudul "Kayuh Serentak Langkah Sepijak" karangan Drs H Abdul Manan AR yang menggambarkan lambang Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas seolah-olah karam di laut. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Sebuah buku terbitan Milaz Grafika Tanjungpinang yang diposting di media sosial Facebook, menghebohkan warga Anambas. Sampul buku berjudul "Kayuh Serentak Langkah Sepijak" karangan Drs H Abdul Manan AR itu menggambarkan lambang Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas yang seolah-olah karam di laut.

Sampul buku itu mengundang beragam komentar dari netizen, bahkan obrolan hangat di sejumlah kedai kopi di Tarempa.

Posting itu diunggah oleh pemilik akun atas nama Nuansa Biru dalam statusnya. "Ketika nakhoda dan seluruh ABK tidak bisa dipercaya lagi, maka karamlah kapal dan kita hanya bisa menangisi nasib...," tulisnya pada 8 Februari 2015 lalu pukul 7:55 WIB.

Ternyata, status Nuansa Biru lebih banyak mendapat acungan jempol. Bahkan beragam komentar pun saling bersahutan.

"Logo sudah terbenam di pasir pantai, apalah maknanya tu?" tulis pemilik akun Pattimura ku, mengomentari status Nuansa Biru, di hari yang sama pukul 21:04 WIB.

Tak hanya itu cover pada buku ini juga turut menjadi bahan diskusi-diskusi kecil oleh para pemuda yang berada di Tarempa. Andi misalnya, turut mempertanyakan sampul pada buku tersebut.

"Saya jadi penasaran, memang banyak orang bilang gitu. Lambang pemkab sudah karam. Saya memang belum lihat bukunya," kata Andi, di salah satu kedai kopi di Tarempa, Senin (16/2/2015) pagi.

Menurutnya, lambang pemerintah daerah tersebut sangatlah sakral. Untuk menjadikan Kepulauan Anambas sebagai sebuah kabupaten juga butuh perjuangan yang panjang. Sehingga lambang tersebut haruslah dihormati baik dicetak pada secarik kertas maupun dibuat pada selembar kayu.

Sementara itu, pembuat cover serta penatak letak buku tersebut, dengan akun @jiem dari buku tersebut telah dicetak sebanyak 1.000 eksemplar yang membutuhkan waktu selama dua tahun pengerjaan. Buku tersebut juga berisikan tentang sosial budaya dan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas.

"Sebelum buku itu terbit telah diajukan kepada Pemkab Anambas, dan Pemkab Anambas telah menyetujuinya. Yang langsung bertemu itu penulis dengan orang Pemkab Anambas," kata @jiem saat dihubungi pewarta dari Tarempa. (*)

Editor: Roelan