Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Minyak Dunia Diprediksi Naik Paling Cepat Semester II-2015
Oleh : Redaksi
Selasa | 10-02-2015 | 16:04 WIB
penyulingan minyak.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - DALAM perkembangan terakhir gejolak harga minyak, Badan Energi Internasional atau IEA mengatakan akan terjadi pemulihan harga komoditas itu paling cepat pada semester kedua 2015.

Gelombang pemangkasan belanja oleh produsen minyak dan penurunan volume minyak dari sejumlah kilang pengeboran di Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan mengurangi produksi minyak negara itu dan memicu rebound harga.

Dalam laporannya, IEA menulis bahwa "rebound harga…tampaknya tidak terhindarkan".

Stabilisasi harga minyak akan melegakan pasar finansial yang mencemaskan perlambatan pertumbuhan dunia terkait anjloknya harga minyak mentah dunia. Kondisi tersebut mengguncang saham produsen minyak dan mata uang negara-negara yang bersandar pada komoditas itu.

Perusahaan minyak besar seperti Royal Dutch Shell Plc, Chevron Corp, BP Plc, dan Statoil AS, memangkas program investasi senilai miliaran dolar AS. Para analis menilai langkah seperti ini pada akhirnya akan meredam pertumbuhan produksi.

Koreksi atas produksi minyak AS tampaknya bakal menguntungkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC. Dalam laporan terpisah yang dirilis Senin, OPEC menyatakan permintaan minyak dari negara-negara anggota pada 2015 akan naik.

Penerimaan perusahaan minyak raksasa terganjal oleh penurunan harga minyak. Namun, banyak investor memperkirakan perusahaan-perusahaan tersebut sanggup melewati kondisi penurunan harga. Bagaimanapun, muncul pertanyaan mengenai bagaimana produsen minyak swasta yang lebih lebih kecil dapat bertahan.

Biaya produksi minyak serpih alias shale di AS lebih mahal dari minyak mentah dunia. Dengan demikian, produksi akan sulit dijaga jika harga minyak mengalami penurunan.

Meski begitu, taksiran OPEC tidak secara otomatis memicu harga minyak untuk kembali ke level sebelumnya. Produksi minyak harian mereka pun hampir mencapai satu juta barel per hari, di atas jumlah yang dibutuhkan pasar.

Meski minyak serpih AS akan menjadi sumber pasokan utama minyak baru, permintaan akan minyak OPEC juga akan meningkat. Pasalnya, sumber pasokan non-OPEC lain butuh waktu lebih lama untuk pulih dari rendahnya harga.

OPEC pun memandang para pemilik kendaraan di Amerika sebagai berkah. Organisasi tersebut menaksir bahwa konsumsi minyak harian Amerika Utara mencapai 15.000 barel per hari.

"Bensin, khususnya, menjadi pendorong utama pertumbuhan permintaan minyak Amerika Serikat," demikian OPEC. Secara keseluruhan, konsumsi minyak diharapkan naik 1,17 juta barel per hari menjadi 92,32 juta barel per hari. (*)

Sumber: WSJ