Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sony Bakal Bangkit Lagi
Oleh : Redaksi
Jum'at | 06-02-2015 | 12:39 WIB
Sony-building-1.jpg Honda-Batam
Foto: net

BATAMTODAY.COM, Tokyo - Sony Corp pada Rabu kemarin mengisyaratkan harapan bahwa periode kemunduran bisnis elektroniknya segera berakhir. Isyarat itu tampak dari kenaikan laba kuartalan melampaui tiga kali lipat. Selain itu, Sony juga meningkatkan proyeksi penuh tahun.

Terbiasa menghadapi proyeksi yang tak terpenuhi atau revisi ke bawah, jajaran investor Sony mendapat kejutan kala perusahaan mengaku akan membukukan laba operasional 20 miliar yen untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Maret. Sebelumnya perusahaan memprediksi kerugian 40 miliar yen. Proyeksi terbaru didorong penguatan penjualan sejumlah produk, seperti konsol videogame Playstation 4, serta pemangkasan biaya.

Tetap saja investor masih cemas, terkait fenomena Sony di masa lalu. Yang beberapa kali terjadi, Sony mengalami satu atau dua kuartal yang bagus, sebelum kembali terpuruk dalam krisis. Lepas dari divisi konsol videogame dan sensor gambar untuk kamera, tak banyak unit bisnis Sony yang memperlihatkan potensi pertumbuhan.

Amir Anvarzadeh, kepala penjualan ekuitas Jepang di BGC Partners, menyatakan pendapatan Sony telah meningkatkan keyakinannya. Ia optimistis kalau Sony akan mewujudkan proyeksi laba operasional 500 miliar yen dalam tahun fiskal mendatang. "Angka-angka ini menunjukkan Sony bisa meraihnya," papar Anvarzadeh.

Chief Executive Kazuo Hirai serta Chief Financial Officer Kenichiro Yoshida berusaha memulihkan posisi Sony lewat pemangkasan biaya serta penutupan operasi yang tak menguntungkan.

Tahun lalu Sony menjual bisnis komputer pribadi (PC) dan memisahkan divisi televisi ke dalam perusahaan yang berdiri sendiri, tetapi tetap dimiliki Sony. Sesudah satu dasawarsa sarat kerugian, unit televisi diprediksi akan mencatatkan laba operasional pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret, kata Sony.

"Upaya restrukturisasi kami butuh waktu, tetapi kami mulai melihat dampaknya," papar Yoshida yang mulai menjabat pada April 2014. "Keputusan manajemen untuk menjual bisnis PC tahun lalu menjadi momen besar bagi kami, dalam konteks mengubah cara berpikir karyawan," sahut Yoshida dalam konferensi pers.

Sony masih menghadapi hambatan di beberapa area bisnis. Lemahnya penjualan smartphone mematahkan harapan Sony menjadi pemimpin industri telepon genggam. Sony juga mundur dari beberapa pasar, termasuk Tiongkok.

Di Tiongkok, Sony kalah pengaruh dari perusahaan rintisan bertarif rendah semacam Xiaomi Corp. Tahun lalu, Sony mengalihkan strategi smartphone ke model canggih untuk pasar-pasar tertentu.

"Masih dini mengatakan kalau Sony sudah kembali," papar Atsushi Osanai, profesor dari Waseda Business School.

Ia pernah bekerja di Sony. Osanai mengaku dirinya memberikan akreditasi "B" untuk saat ini. "Apa yang Sony butuhkan adalah berfokus pada bisnis terpilih untuk meraih (nilai) 'A'," katanya. (*)

Sumber: WSJ