Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Langkah Awal Kerja sama di Bidang Pendidikan dan Budaya

LAM Batam dan Konsulat Singapura Jalin Kerja Sama Dua Daerah Serumpun
Oleh : Romi Chandra
Rabu | 04-02-2015 | 08:35 WIB
lam_batam_dan_konsulat_singapura.jpg Honda-Batam
Foto bersama sekaligus penyerahan bingkisan dari pengurus LAM Batam kepada Konsulat Singapura. (Foto: Romi Chandra/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Konsulat Singapura Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melakukan kunjungan sekaligus silaturahmi dengan pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam, Selasa (3/2/2015) sore. Kunjungan ini ditujukan sebagai langkah awal menjalin kerja sama dua daerah keturunan Melayu.

"Pertemuan ini merupakan langkah awal antara kedua negeri untuk bekerja sama di dunia pendidikan dan budaya. Jika dilihat dari sejarahnya, Batam dan Singapura memiliki hubungan yang erat," kata Amat Tantoso, Humas LAM Batam, di Gedug LAM Batam Center, selaku pihak yang memfasilitasi pertemuan tersebut.

Konsulat Singapura untuk Provinsi Kepri, Gavin Chay, langsung disambut oleh Plt Ketua LAM Batam, Said Indra; Dewan Kehormatan LAM, Makmur Ismail; Sekretaris LAM, Amsakar Ahmad; serta Amat Tantoso dan pengurus lainnya.

Dikatakan Gavin, Singapura yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 5,2 juta jiwa, sementara dihuni oleh masyarakat asli Singapura sebanyak 3,2 juta, dan sekitar 15 persennya merupakan keturunan Melayu. Untuk bahasa dan lagu kebangsaan adalah bahasa Melayu. Karena itu, kerja sama di bidang pendidikan dan budaya perlu dilakukan antara kedua daerah agar selalu bisa mempertahan budaya Melayu yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

"Di Singapura, kami memiliki empat suku yang salah satunya adalah Melayu. Bahkan untuk lagu kebangsaan kami memakai bahasa Melayu, sehingga adat dan istiadat Melayu tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Singapura. Antara Batam dan Singapura sendiri merupakan satu keturunan yang harus saling bekerja sama," jelasnya.

Selain itu, Singapura sendiri tidak bisa lepas dari Batam karena banyak faktor yang mempengaruhi. Di samping memiliki budaya yang sama, saat ini perusahaan di bawah naungan Singapura yang ada di Kepri dan Batam khususnya tercatat sekitar 600 perusahaan. "Tentunya hal ini juga menjadi pengikat Singapura dengan Batam," terangnya.

Selain itu, di Sigapura juga tidak ada perbedaan antara setiap suku. Semua dianggap sama guna lebih memajukan Singapura.

Bahkan di bidang pendidikan, juga dimuat kurikulum tentang Melayu dan lainnya. Sama dengan Batam, Sigapura juga memiliki lembaga adat Melayu untuk menjaga kebudayaan itu tetap ada.

"Kerja sama yang akan dilakukan mungkin saja dengan pertukaran pelajar untuk sama-sama saling memahami bagaimana kebudayaan Melayu. Hal itu dikarenakan banyaknya pelajar saat ini yang melupakan budaya daerahnya sendiri," jelas Gavin.

Sama halnya dikatakan Plt Ketua LAM Batam, Said Indra, bahwa Batam dan Sigapura selain berdekatan daerahnya, juga memiliki budaya yang sama. "LAM sendiri berfungsi sebagai penjaga bidaya Melayu tetap ada hingga sekarang. Kerja sama antara kedua daerah juga memang harus dilakukan, baik segi budaya, pendidikan, dan lain sebagainya," terangnya.

Ditambahkan Said, usai pertemuan ini nantinya akan dilakukan pembahasan terhadap apa bentuk kerja sama yang akan digalakkan, terutama di bidang pendidikan dan budaya. "Kita berharap kerja sama ini bisa berjalan dengan lancar. Tujuannya untuk sama-sama menjaga budaya Melayu selalu ada," pungkasnya. (*)

Editor: Roelan