Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keributan di PT Yee Wo Akibat Pihak Kawasan Industri Memaksa Mengosongkan Gedung
Oleh : CR9
Senin | 02-02-2015 | 20:49 WIB
riki_indrakari_tunjuk.jpg Honda-Batam
Riki Indrakari, Ketua Komisi IV DPRD Batam. (Foto: CR9/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Keributan yang terjadi di kawasan Tunas Industri pagi tadi dilatarbelakangi karena pihak kawasan memaksa untuk mengosongkan gedung PT Yee Wo Indonesia setelah pada Jumat lalu belum menghasilkan kesepakatan antara pengelola kawasan dengan para buruh. Hal tersebut dikatakan Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Riki Indrakari, seusai bertemu dan bernegoisasi dengan manajemen pengelola kawasan Tunas Industri, Senin (2/22/2015) sore.

Riki menyebutkan perundingan Jumat lalu belum menghasilkan kesepekatan karena para buruh neminta waktu selama tiga bulan. Sedangkan pihak kawasan hanya memberi waktu satu pekan saja.

"Laporan pihak kawasan seperti itu, mesin itu akan dipindahkan ke tempat yang aman katanya," ujar Riki.

Mengenai aksi premanisme yang dilakukan oleh penjaga kawasan terhadap buruh PT Yee Wo, Riki mengatakan belum bisa memastikan apakah benar terkait laporan tersebut karena dia tidak melihat langsung kejadiannya. Riki mengatakan, dewan hanya fokus untuk memediasi agar buruh ini bisa berkuasa penuh menjual aset perusahaan tersebut.

Walaupun sebenarnya surat kuasa tersebut sudah ada, namun menurutnya juga harus dibarengi dengan surat perjanjian bahwa investor asing ini benar kabur yang tertuang pada perjanjian. "Jangan sampai setelah aset dijual oleh buruh nanti dituntut hukum. Itulah yang kita jaga agar bagaimana surat tersebut mempunyai kekukatan hukum yang kuat," tambahnya.

Dari hasil negoisasi tersebut pihak kawasan memberi tenggat satu bulan untuk menjual aset tersebut. Namun Riki memastikan perundingan akan terus dilaksanakan.

"Bahkan kalau perlu akan dilaporkan ke imigrasi dan kepolisian agar investor asing yang pergi ini dapat dicari karena secara undang-undang mereka punya tanggung jawab terhadap karyawannya yang ditinggalnya ini," ujar Riki. (*)

Editor: Roelan