Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menteri ESDM Janji Perhatikan Masalah Listrik di Natuna
Oleh : Gabriel P Sara
Jum'at | 30-01-2015 | 20:09 WIB
2015-01-30 20.28.30.jpg Honda-Batam
Menteri ESDM, Sudirman Said, menandatangi prasasti peresmian proyek pipa distribusi gas bumi Panaran - Tanjunguncang, milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Batam, Jumat (30/1/2015).(Foto: Gabriel/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said akan menyatakan pemerintah akan memperhatikan Natuna, karena merupakan daerah penghasil minyak dan gas (migas), namun masyarakatnya masih banyak tidak menikmati listrik dengan maksimal.


"Memang miris dan yang jelas mubazir. Kalau ternyata kontruksinya sudah siap, gas pun sudah ada di sekeliling, tapi Kepri malah tidak bisa memanfaatkannya. Inikan tinggal masalah keputusan ‎saja, dan tugas saya, pemerintah mendorong supaya keputusan itu segera diambil. Nanti setelah saya kembali ke Jakarta, akan langsung saya panggil," kata Sudirman di Batam, Jumat (30/1/2015).

Sudirman mengaku telah mendapat paparan mengenai kondisi masyarakat Natuna dari Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Muhammad Sani saat peresmian proyek-proyek Perusahan Gas Negara (PGN) di Batam.  Masalah tersebut, lanjut Sudirman, juga telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh Sani, namun belum mendapat perhatian. 

"Yah kita punya sumber gas di Natuna, harusnya itu bisa kita nikmati. Kami minta supaya gas yang akan dibawa ke Singapura itu, bisa dikonesikan ke Batam melalui pulau Pemping," katanya.

Menurutnya, di Natuna dan Anambas akan segera dibangun pembangkit listrik baru dengan menggunakan sumber tenaga gas. Gas Natuna yang diekspor ke Singapura, nantinya akan dialirkan juga ke Batam, baru kemudian dibawa kembali ke Natuna dan Anambas atau pulau-pulau terluar lainnya untuk kebutuhan pembangkit listrik.

"Jadi gas tidak cuma dibawa ke Singapura, tapi sebagian juga ada yang menetes ke Kepri," katanya.


Namun, untuk kontrak penyaluran gas ke Singapura apakah akan dihentikan atau dilanjutkan melihat kondisi yang terjadi, masih harus melihat kontrak yang ada. Menyangkut kebijakan nasional ini, Sudirman mengatakan bisa melihat kontrak kedua pihak.

"Kalau memang bisa diarahkan dari wilayah lain yah dipindahkan‎, tapi kalau ada kewajiban jangka panjang kita harus memenuhinya. Cuma kita jugakan memahami situasi dan kondisi saat ini, bisa saja kontaknya diperbaiki. Kita sudah saksikan bersama seperti negoisasi ulang dengan Tiongkok,"  katanya.  Sudirman Said berjanji akan segera mengundang pihak-pihak terkait ‎ke Jakarta untuk membicarakan hal itu.

Sedangkan Gubernir Kepri Muhammad Sani berharap, dengan role model tertentu, gas yang dikoneksikan ke Batam melalui Pulau Pemping tersebut bisa dikelola oleh PGN untuk sampai ke pulau terluar.

"Kami yakin PGN siap dan bersedia. Kalau sudah teraliri, nanti gas itu bukan untuk listrik saja, tapi bisa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui bidang industri di pulau-pulau sana. Itu yang kita harapkan," kata Sani.

Jika disetujui, kata Sani, sebaiknya penyaluran gas Natuna untuk kebutuhan pembangkit diambil dari Natuna langsung, bukan dialirkan ke Batam karena  sulit untuk mengelola gas yang ada di Natuna untuk disalurkan langsung ke Natuna dan kabupaten/kota lain.

"Nggak memungkinkan dari Natuna ke Natuna, cost tinggi, terlalu mahal. Mending dibawa ke Batam, nanti dari sini dialirkan ke Natuna dan Anambas, bisa dengan kapal atau hal lain. Kalau pipanisasi mahal," katanya.

Editor: Surya