Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Banyak Diekspor ke Malaysia dan Singapura, Bilis di Dabo Dijual Rp120 Ribu Per Kilogram
Oleh : Nurjali
Kamis | 29-01-2015 | 09:31 WIB
pedagang_bilis_dabo.jpg Honda-Batam
Penjual bilis di Pasar Dabo. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Harga teri atau dikenal sebagai bilis masih tinggi di pasar tradisional dabosingkep. Meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) sudah turun dua kali yang diikuti penurunan harga kebutuhan pokok lainnya, namun harga ikan olahan lokal itu mencapai Rp120 ribu per kilogram.

Bilis ini sebagian besar berasal dari perairan di Lingga. Namun menurut para pedagang di Pasar Dabosingkep, tingginya harga teri ini karena sebagian besar diekspor ke Batam, Singapura dan Malaysia.

"Bilis kita kualitasnya terbaik dan yang dijual di pasar ini hanya sebagian kecil saja. Yang paling banyak itu dijual ke Batam, Malaysia dan Singapura," Kata Pisah, pedagang di Pasar Dabo yang juga memiliki kelong (tempat penampungan ikan atau jaring ikan teri, red), kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (29/1/2015) pagi.

Harga bilis yang dijual pun bervariasi sesuai kualitasnya. Bilis kualitas terbaik bentuknya lebih kecil dan harganya pun lebih mahal. Yang paling murah adalah bilis yang besar. Bilis kualitas bagus sangat jarang di temui di pasar karena sebagian besar di jual ke luar Lingga.

Proses pengambilan bilis ini sendiri tidak seperti menjaring ikan laut lainnya. Nelayan harus membuat semacam pondokan di laut untuk membuat penangkaran. Ikan bilis ini diambil dari laut, kemudian direbus dengan air mendidih, setelah itu baru dijemur.

"Proses yang panjang bagi nelayan itulah yang membuat ikannya jadi berkualitas dan memiliki harga jual yang tinggi," kata Pisah.

Selain bilis, beberapa sayuran yang dibeli dari penampung lokal juga memiliki harga yang cukup tinggi. Alasan para pedagang ini menjual sayuran lokal lebih tinggi daripada sayuran yang dibeli dari Jambi, karena sayuran lokal bentuknya lebih segar dan baru dipetik dari perkebunan, sementara untuk sayuran dari luar biasanya sudah dilakukan proses pendinginan (freezing) beberapa hari.

"Sayur lokal itu lebih segar karena baru dipetik dan tidak di-es, sementara kalau yang dari luar biasanya sudah di-es, jadi harganya lebih rendah. Tapi kalau hanya mengandalkan yang lokal saja tidak akan tercukupi kebutuhan," kata pedagang lain di Pasar Dabo.  (*)

Editor: Roelan